Komunikasi Antar Budaya Pernikahan Minangkabau dan Jawa

  • Final De Pranc Public Relations, Faculty of Communication
  • Maman Suherman Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi
Keywords: gegar budaya, pernikahan, stereotype

Abstract

Abstract. Indonesia consists of various ethnic groups, cultures and religions, so there are cultural differences which consequently require the ability to adapt to minimize the occurrence of culture shock. In dealing with intercultural communication problems, in the context of mixed marriages, stereotypes can affect the assessment of the extended family towards someone who will be used as a life companion. This study aims to determine how intercultural communication in Minangkabau and Javanese families in Kuantan Singingi. The method used in this research is a qualitative research method with a case study approach, the research paradigm used is the constructivism paradigm which is then reviewed using purposive and snowball sampling techniques. The research subjects in this study were three couples of Minangkabau or Javanese ethnicity. The adaptation process needs to be carried out because there are many differences in terms of customs, understanding, habits, and also language. Each couple experiences culture shock differently in each individual, depending on the individual's own experience. Efforts made in overcoming cultural differences in the family are through deliberation, both deliberation conducted by extended families and discussions conducted by each partner. Efforts are made to communicate with their children by using a more universal language, namely Indonesian, but each couple also provides an understanding of Minangkabau and Javanese culture and language.

Abstrak. Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya dan agama yang ada, sehingga terdapat perbedaan budaya yang konsekuensinya diperlukan kemampuan beradaptasi untuk meminimalisir terjadinya gegar budaya. Dalam menghadapi persoalan komunikasi antarbudaya, dalam konteks perkawinan campuran, stereotype dapat mempengaruhi penilaian keluarga besar terhadap seseorang yang akan dijadikan pendamping hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi  antarbudaya  pada  keluarga  Minangkabau  dan Jawa di Kuantan Singingi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme yang kemudian ditinjau dengan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah tiga pasang suami atau  istri  beretnis  Minangkabau  atau  Jawa.  Proses  adaptasi perlu dilakukan dikarenakan terdapat banyak sekali perbedaan dalam hal adat, pemahaman, kebiasaan, dan juga bahasa. Setiap pasangan mengalami gegar budaya yang berbeda pada setiap individunya, tergantung dari pengalaman individu itu sendiri. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi perbedaan budaya dalam keluarga adalah dengan cara bermusyawarah, baik musyawarah  yang  dilakukan  oleh   keluarga  besar  maupun diskusi  yang  dilakukan  oleh masing-masing  pasangan.  Upaya yang dilakukan dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya adalah dengan menggunakan bahasa yang lebih universal, yaitu bahasa Indonesia, namun setiap pasangan juga tetap memberi pemahaman tentang budaya maupun bahasa Minangkabau dan Jawa.

Published
2022-01-24