Reduksi Jumlah Stasiun Kerja yang Mengalami Bottleneck pada Produksi Sarung Tenun Menggunakan Theory Of Constraint (Studi Kasus: CV. Patma Jaya Textile)

  • Daffa’ Muhammad Amjad Fakultas Teknik, Teknik Industri Universitas Islam Bandung
  • Nita Puspita Anugrah HIdayat Fakultas Teknik, Teknik Industri Universitas Islam Bandung
  • Reni Amaranti Fakultas Teknik, Teknik Industri Universitas Islam Bandung
Keywords: Bottleneck, Theory Of Constraint

Abstract

Abstrack. CV. Patma Jaya Textile is a company that produces various types of woven sarongs is plain, motifs and dobbies. The production process of woven scabbards pass through seven workstations is Spinning, Weaving, Pelicinan, Cutting, Sewing and Packaging Workstations. Based on the order data for woven sheaths in the time span of August 2021 to January 2022, the company has been unable to fulfill these orders several times. This phenomenon occurs because of a workstation that experiences a bottleneck, namely the Weaving Workstation. This caused constraints on the weaving scabbard production line, thus hindering the production process of woven scabbards to be less than optimal. The theory of constraint (TOC) approach is used to solve the problem by applying TOC measures is identification, exploitation, subordination to other sources and elevation constraint. At the stage of subordination to other sources, the methods used are drum buffer rope (DBR) and production scheduling using backward scheduling with FCFS rules. Based on the application of the TOC, it can be seen that by implementing the proposed improvement in the form of overtime, the order for woven scabbards can be fulfilled according to the predetermined time and is able to increase the maximum amount of throughput.

Abstrak. CV. Patma Jaya Textile merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis sarung tenun yaitu sarung tenun polos, motif dan dobby. Proses produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yaitu Stasiun Kerja Pemintalan, Tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan dan Pengemasan. Berdasarkan data pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dapat diketahui bahwa perusahaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut. Fenomena tersebut terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada Stasiun Kerja Tenun. Hal tersebut menyebabkan adanya constraint pada lini produksi sarung tenun, sehingga menghambat proses produksi sarung tenun menjadi tidak optimal. Pendekatan theory of constraint (TOC) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara menerapkan langkah-langkah TOC yaitu identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi ke sumber lainnya dan elevasi constraint. Pada tahapan subordinasi ke sumber lainnya, metode yang digunakan yaitu drum buffer rope (DBR) dan penjadwalan produksi menggunakan backward scheduling dengan aturan FCFS. Berdasarkan penerapan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa overtime, pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal.

Published
2023-01-28