Analisis Harga Wajar Saham dengan Metode Benjamin Graham pada Perusahaan Sektor Usaha Pertambangan Batubara yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2018-2022

  • Kirana Aura Arsyanova Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung
  • Susilo Setiawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung
  • Nadia Meirani Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung
Keywords: Harga Wajar Saham, Sektor Pertambangan Batubara, Index High Deviden 20

Abstract

Abstract. The fair price or intrinsic price is stock price of a company. Basically, intrinsic price is the estimated value or estimated value of a stock that is calculated based on the risk with wich it is taken. If the stock price is above fair value, it means that the stock is expensive and if it is sold below fair value, it means that the stock is cheap. The objective of this study is to obtain empirical evidence of the intrinsic value or fair price of shares in the coal mining industry that are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2018 and 2022. The problems that are formulated in this study are as follows: (1) how to calculate the fair price of shares in the coal mining industry using the Benjamin Graham method? (2) how are the fair price recommendation of shares in the coal mining industry incorporated in IDX High Deviden 20 using the Benjamin Graham method. In this study, researchers used a descriptive method using a quantitative approach. Based on the purposive sampling criteria, 4 companies in the coal mining sector were listed on the Indonesia Stock Exchange based on the 2022 High Dividend Index, namely PT. Bukit Asam Tbk, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, PT. Adaro Energi Tbk., and PT. Baramulti Suksessarana Tbk. The final results of the analysis of the fair price of shares in the coal mining sector using the Benjamin Graham method show that of the 4 sample companies used, 4 of these companies are undervalued, namely PTBA, ITMG, ADRO, and BSSR companies. This condition indicates that the shares are worth buying.

Abstrak. Harga wajar atau harga intrinsik merupakan harga saham sebuah perusahaan. Pada dasarnya harga intrinsik adalah nilai estimasi atau perkiraan nilai saham yang dihitung berdasarkan resiko dengan pengambilannya. Jika harga saham diatas nilai wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual dibawah nilai wajarnya artinya saham tersebut murah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris nilai intrinsic atau harga wajar saham pada sector pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2022. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut yaitu : (1) Bagaimana menentukan harga wajar saham pada sektor pertambangan batubara dengan menggunakan metode Benjamin Graham ?  (2) Bagaimana rekomendasi harga wajar saham paa sektor pertambangan batubara yang tergabung dalam IDX High Deviden 20  dengan menggunakan metode Benjamin Graham. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan kriteria dengan purposive sampling  diperoleh sebanyak 4 perusahaan sektor pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Index High Deviden 20 tahun 2022 yaitu, PT . Bukit Asam Tbk, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, PT. Adaro Energi Tbk., dan PT. Baramulti Suksessarana Tbk. Hasil akhir dari analisis harga wajar saham pada sektor pertambangan batubara dari metode Benjamin Graham menunjukkan dari 4 sample perusahaan yang digunakan, 4 perusahaan tersebut dalam kondisi undervalued  yaitu perusahaan PTBA, ITMG, ADRO, dan BSSR. Kondisi ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut layak untuk dibeli.

References

Husnan, S. (2015). Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM
Syamsul, R & Ass, B. (2019). Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Indofood SuksesnMakmur Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Brand, 1 No.2
Tambunan, et al. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Index High Dividen Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jakarta
Published
2023-07-27