Faktor Ketidaksesuaian Pemanfataan Lahan di Koridor Jalan Letjend Hertasning Perspektif Pengguna Lahan

  • Agsha Dewantara Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik
  • Ernawati Hendrakusumah Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik
Keywords: Ketidaksesuaian, Pemanfaatan, Lahan

Abstract

Abstract. The road corridor of lieutenant hertasning, located between the two sub-sub-district, densities of the makassar city district, in directions of the geared space pattern asa medium-density settlement and education center Its reality developed asa trading and market area. The purpose of this study is to identify Spaces and parcels that do not fit with the directives of space patterns and identify the discrepancy factor in the land-use corridor of lieutenant hertasning street. Superstructures to map areas of land use and kapling that do not match with directions for space patterns and multiple regression analysis to identify the factors that most influence the mismatch of land use based on a perspective of the manta society. Analysis shows that there was a discrepancy in the land use in the jalar corridor Lieutenant hertasning in 2011 before the town of makassar in 2011-2031 had 11.68 hectares and 93 inappropriate capling 148 kapling As of 2021, there was an increase in land use 1395 hectares and 165 lapels did not fit and 76 appropriate capers whereas At the end of multiple regression analysis, it shows that the most significant key driving factors influence communities to make use of unsuited land that is unaccessibility of the RTRW, then the means and accessibility while the constraint in using space against direction is a cost in development, then taxes and land value.

Abstrak. Koridor Jalan Letjend Hertasning yang terletak di antara dua kecamatan yaitu Kecamatan Rappocini dan Kecamatan Panakkukang Kota Makassar, dalam arahan pola ruang diarahkan sebagai kawasan permukiman berkepadatan sedang dan kawasan pusat pendidikan namun pada realitanya berkembang sebagai kawasan perdagangan dan pertokoan. Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi luasan lahan dan kapling yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang dan mengindentifikasi faktor ketidaksesuain pemanfataan lahan di koridor Jalan Letjend Hertasning persperktif pengguna lahan.dengan menggunakan metode analisis spasial superimpose untuk memetakan luasan penggunaan lahan dan kapling yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang dan analisis regresi berganda untuk mengindentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap ketidaksesuaian pemanfataan lahan berdasarkan perspektif masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi ketidaksesuaian pemanfataan lahan di koridor Jalan Letjend Hertasning pada tahun 2011 sebelum adanya RTRW Kota Makassar Tahun 2011-2031 sebesar 11,68 HektarĀ  dan 93 kapling yang tidak sesuai dan sesuai sebanyak 148 kapling sedangkan pada tahun 2021 terjadi peningkatan ketidaksesuain pemanfataan lahan sebesar 13,95 Hektar dan sebanyak 165 kapling tidak sesuai dan 76 kapling yang sesuai sedangkan pada hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor pendorong utama yang paling signifikan mempengaruhi masyarakat memanfaatkan lahan tidak sesuai yaitu ketidaktahuan terhadap RTRW, kemudian sarana dan aksesibilitas sedangkan faktor kendala dalam memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan arahan adalah biaya dalam pembangunan, kemudian pajak dan nilai lahan.

Published
2022-07-29