Kajian Kerentanan Bencana Longsor yang Ditimbulkan oleh Alih Fungsi Lahan

  • Belinda Cyrena Khairunnisa Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik
  • Chusharini Chamid Universitas Islam Bandung
Keywords: Kerentanan, Longsor, Alih Fungsi Lahan

Abstract

Abstract. Lembang subdistrict is an administration located in the area of the foot of Mount Tangkuban Parahu which greatly affects the shape of the topography. The geographical shape of Lembang District consists of two formations including iereng or ridge and plains. Lembang sub – district has a slope between 8 - >40% so that puts the Lembang Sub-District as a disaster-prone area. In 2022 there was a landslide in Kampung Cikole, Cikole village RT 3 RW 6 which threatened 3 residents 'houses, and the last one occurred in April 2022 a landslide caused damage to residents' houses and closed road access precisely in Kampung Sukanagara Pagerwangi Village, Lembang District. The purpose of this study is to determine the level of vulnerability of landslides due to land function aIih and determine the level of vulnerability of landslides due to land function aIih. The study approach used in this study is to use a quantitative descriptive research approach by calculating the vulnerability of landslides and calculate the landslide Vulnerability Index which refers to the regulation of the head of BNPB No. 2 of 2012. The results of this study found that the highest rate of iahan use that occurred in Lembang district was found in the use of residential Iahan from 2011 to 2019 increased by 2,527 Ha, landslides with high potential including Suntenjaya Village, Langensari Village, Mekarwangi Village, Cibogo Village and Cikole Village and the vulnerability of landslides obtained was low vulnerability.

Abstrak. Kecamatan Lembang merupakan administrasi yang berada dalam kawasan kaki Gunung Tangkuban Parahu yang dimana sangat mempengaruhi bentuk topografinya. Bentuk geografis Kecamatan Lembang terdiri dari dua bentukan diantaranya lereng atau punggung bukit dan dataran. Wilayah Kecamatan Lembang memiliki kemiringan lereng antara 8 – >40% sehingga menempatkan wilayah Kecamatan Lembang sebagai daerah rawan bencana. Pada tahun 2022 terjadi longsor di Kampung Cikole, Desa Cikole RT 3 RW 6 yang mengancam 3 rumah warga, dan yang terakhir terjadi pada bulan April 2022 terjadi longsor yang mengakibatkan kerusakan rumah warga dan menutup akses jalan tepatnya di Kampung Sukanagara Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan tingkat kerawanan bencana longsor akibat alih fungsi lahan dan menentukan tingkat kerentanan bencana longsor akibat alih fungsi lahan. Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menghitung kerawanan bencana longsor dan menghitung indeks kerentanan bencana longsor yang mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012. Hasil dari penelitian ini didapatkan laju penggunaan Iahan yang terjadi di Kecamatan Lembang tertinggi terdapat di penggunaan lahan permukiman dari tahun 2011 ke 2019 mengalami peningkatan seIuas 2.527 Ha, longsor dengan potensi tinggi diantaranya Desa Suntenjaya, Desa Langensari, Desa Mekarwangi, Desa Cibogo dan Desa Cikole serta kerentanan bencana longsor yang didapatkan adalah kerentanan rendah.

Published
2022-07-23