Prediksi Deforestasi Hutan Menggunakan Metode Cellular Automata di Kabupaten Bogor

  • Muhammad Gana Darmawan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
  • Irland Fardani
Keywords: Deforestation, Deforestasi, Kabupaten Bogor

Abstract

Abstract. Based on the data obtained, Bogor Regency is the area with the highest deforestation rate in West Java Province, in West Java forestry statistics from 2016 to 2018 the largest deforestation occurred in KPH Bogor with an area of ​​around 7,435.77 ha. In addition, Bogor Regency is an upstream area of ​​several watersheds in the area, and the mid-stream downstream area is an urban and even metropolitan area. The purpose of this study is to predict deforestation in Bogor Regency and compare it with the applicable RTRW. The result of this research is a deforestation-prone map, which can later be used as one of the considerations for spatial planning or forest area planning. Seeing these two problems, it is necessary to study the prediction of deforestation. Deforestation modeling can be done with the help of a geographic information system through cellular automata analysis, the main data used in this research are land use maps for 2000, 2009, and 2020, and a map of the prevailing spatial pattern of Bogor Regency. The variables used in this research are topography, distance from water, distance from road network and road network plan, distance from urban area and industrial area plan, distance from forest, and slope. The results show that Bogor Regency may experience deforestation of 15,665.79 ha, and may also experience reforestation of 5,796.95 ha. When compared with the spatial pattern plan, the forest according to the plan is 40,065.54 ha and the forest area based on the spatial pattern is 84,674.46 ha, the difference is around 44,608.92 ha.

Abstrak. Berdasarkan data yang didapatkan, Kabupaten Bogor merupakan wilayah dengan laju deforestasi tertinggi di Provinsi Jawa Barat, pada data statistik kehutanan Jawa Barat tahun 2016 sampai tahun 2018 deforestasi terbesar terjadi di KPH Bogor dengan luas sekitar 7.435,77 ha. Selain itu, Kabupaten Bogor merupakan daerah hulu dari beberapa DAS yang ada di wilayah tersebut, dan mid-stream maupun daerah hilir-nya merupakan wilayah perkotaan dan bahkan metropolitan, tidak jarang Kabupaten bogor dijadikan kambing hitam atas banjir yang terjadi di wilayah D.K.I Jakarta dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi deforestasi di Kabupaten Bogor dan membandingkannya dengan RTRW yang berlaku. Hasil dari penelitian ini yaitu peta rawan deforestasi, yang nantinya dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan rencana tata ruang wilayah ataupun perencanaan kawasan hutan. Melihat kedua permasalahan tersebut, maka perlu adanya kajian mengenai prediksi deforestasi. Pemodelan deforestasi dapat dilakukan dengan bantuan sistem informasi geografis melalui analisis cellular automata, data utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta penggunaan lahan tahun 2000, 2009, dan 2020, dan peta pola ruang Kabupaten Bogor yang berlaku. Variabel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah topografi, jarak dari perairan, jarak dari jaringan jalan dan rencana jaringan jalan, jarak dari daerah urban dan rencana kawasan industri, jarak dari hutan, dan kelerengan. Hasil menunjukan bahwa Kabupaten Bogor berpotensi mengalami deforestasi seluas 15.665,79 ha, dan juga berpotensi mengalami reforestasi seluas 5.796,95 ha. Apabila dibandingkan dengan rencana pola ruang, hutan yang sesuai dengan rencana seluas 40.065,54 ha dan luas hutan berdasarkan pola ruang seluas 84.674,46 ha, maka selisihnya sekitar 44.608,92 ha.

Published
2022-01-21