Analisis Fikih Muamalah terhadap Keabsahan Multi Akad dalam Implementasi Produk Gadai Emas

  • Ivana Nurul Zahra Hukum Ekonomi Syariah
  • Neneng Nurhasanah
  • Intan Nurrachmi
Keywords: Multi Akad, Gadai Emas, Lembaga Keuangan Syariah

Abstract

Abstract. Hybrid contract is one of the innovations in the activities of Islamic financial institutions to meet the financial needs of the community. Hybrid contracts are widely applied by Islamic financial institutions to their products, one of the products that uses hybrid contracts is the gold pawn product in which there is a merger of several contracts, namely rahn, ijarah, and qard. In practice, hybrid contract is still a discussion and debate among scholars, there are two different opinions regarding hybrid contract, some scholars argue that hybrid contract is permissible and some other scholars prohibit it with reference to the hadith that prohibits the combination of bai and salaf. This study aims to determine the implementation of hybrid contract in gold pawn products in Islamic financial institutions and analyze it from the fiqh of muamalah. The method used in this study is a qualitative method with a normative juridical approach sourced from primary data from interview results and secondary data from various relevant literature. The results of this study conclude that (1) the implementation of hybrid contract in gold pawn products in Islamic financial institutions - Islamic banking, sharia pawnshops and BMT use the same contract, namely rahn, ijarah and qard. The difference is only in the technicalities such as the amount of costs, term and nominal loan amount. (2) Hybrid contract on gold pawn products in the three financial institutions has been in accordance with muamalah fiqh.

Abstrak. Multi akad merupakan salah satu inovasi dalam aktivitas lembaga keuangan syariah untuk memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Multi akad banyak diterapkan oleh lembaga keuangan syariah pada produk-produknya, salah satu produk yang menggunakan multi akad adalah produk gadai emas yang didalamnya terdapat penggabungan beberapa akad yaitu rahn, ijarah, dan qard. Dalam praktiknya multi akad masih menjadi perbincangan dan perdebatan dikalangan para ulama, terdapat dua pendapat yang berbeda mengenai multi akad, sebagian ulama berpendapat bahwa multi akad hukumnya boleh dan sebagian ulama lain mengharamkannya dengan acuan terhadap hadis yang mengharamkan atas penggabungan bai dan salaf.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi multi akad pada produk gadai emas dilembaga keuangan syariah dan menganalisisnya dari menurut fikih muamalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif yang bersumber dari data primer berasal dari hasil wawancara dan data sekunder berasal dari berbagai literatur yang relevan.   Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) implementasi multi akad pada produk gadai emas dilembaga keuangan syariah - perbankan syariah, pegadaian syariah dan BMTmenggunakan akad yang sama yaitu rahn, ijarah dan qard. Perbedaannya terdapat dalam teknis saja seperti jumlah biaya, jangka waktu dan nominal pinjaman. (2) multi akad pada produk gadai emas di tiga lembaga keuangan tersebut telah sesuai dengan fikih muamalah.

References

[1] Udin IN. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Akun Driver Gojek Kota Bandung. Sharia Econ Law. 2022;Vol.2 No.1:hlm.27.
[2] Arifin D. Substansi Akad Dalam Transaksi Syariah. J Al-Amwal Kaji Ekon dan Perbank Syariah. 2014;Vol.6 No.1:hlm.168-169.
[3] Mursal. Helah Hybrid Contract (Al-Uqud Al-Murakkabah) Pada Produk Keuangan Syariah Perspektif Fiqih Muamalah. J Islam. 2017;Vol.17 No.:hlm.42.
[4] Fursiana M. Akad Qard Dalam Pembiayaan Gadai Emas Syariah. J Stud Islam. 2021;Vol.21 No.:hlm.246.
[5] Sairah. Pemikiran Imam Abu Hanifah Tentang Multi Akad Dan Relevansinya Dengan Produk Pembiayaan Gadai Emas Syariah. Skripsi S-1 Fak Ekon dan Bisnis Islam Inst Agama Islam Negeri Parepare. 2023;hlm.2-3.
[6] Utami ER. Analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 Terhadap Implementasi Akad Rahn Pada Pembiayaan Gadai Emas Di Bank BJB Syariah KCP Sukabumi. J Huk Ekon Syariah. 2021;Vol.7 No.2:hlm.356.
[7] Aryanti Y. Multi Akad (Al-Uqud Al-Murakkabah) Di Perbankan Syariah Persfektif Fiqh Muamalah. J Ilm Syariah. 2016;Vol.15 No.:Hal.178.
[8] Abbas A. Tipologi Multiakad Dalam Produk Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Perspektif Teori dan Batasan Multiakad al-’Imrani. Ulul Albab J Stud Islam. 2017;Vol.18 No.:hlm.272.
[9] Alfin A. Multi Akad Dalam Persfektif Fikih Dan Implementasinya Di Perbankan Syariah. J Al-Hurriyah. 2015;Vol.16 No.:hlm.26-28.
[10] Husna N. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Multi Akad Pada Gadai Sawah(Studi Kasus Gampong Blang Mane Dua Meunasah Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen). Skripsi S-1 Fak Syariah dan Hukum, Univ Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. 2022;hlm.1.
[11] Hasanudin. Hukum Multi Akad Dalam Fikih Muamalah. Salam J Sos dan Budaya Syar’i. 2022;Vol.9 No.2:hlm.465.
[12] M.yunus. Hybrid Contract (multi akad) dan Implementasinya di Perbankan Syariah. Tahkim, J Perad dan Huk Islam. 2019;Vol.2 No.1:hlm.99.
[13] Abdulahanaa. Kaidah-Kaidah Keabsahan Multi Akad (Hybrid Contract) & Desain Kontrak Ekonomi Syariah. Cetakan ke. D.I.Yogyakarta: TrustMedia Publishing; 2020. hlm. 74.
[14] Wibawa G. Multi Akad Pada Lembaga Keuangan Syariah Kontemporer : Prinsip Dan Parameter Kesyari’ahannya. J Ilm Akunt dan Keuang. 2020;Vol.4 No.3:hlm.101.
[15] Nurfaidah. Tinjauan Fiqih Muamalah Tentang Multi Akad Pada Transaksi Go-Food Di Warung Makan Wilayah Karung Mluwo Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Skripsi S-1 Fak Syariah Inst Agama Islam Negeri Jember. 2021;hlm.34.
[16] Savitri DM. Pelaksanaan Multi Akad Dalam Produk Gadai Emas Di Bank Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kedaton Bandar Lampung). Skripsi S-1 Fak Ekon dan Bisnis Islam Inst Agama Islam Negeri Metro. 2020;hlm.13-14.
[17] Al-Ghazali M. Al-Wajiiz fii Fiqh Al-imam Al-Syafi’i. Beirut: Darul Arqom; 1997. hlm. 293.
[18] Adam P. Fikih Muamalah Adabiyah. Bandung: Refika Aditama; 2018.
[19] Merlisa A. Perspektif Hukum Islam Terhadap Bentuk dan Pelaksanaan Multi Akad Pada Transaksi Go-Food di Kota Banda Aceh (Studi Terhadap Multi Akad dan Keabsahannya). Skripsi S-1 Fak Syariah dan Hukum, Univ Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh. 2019;hlm.54.
[20] Ridoh MR. Multi akad Pada Transaksi Pengalihan Utang Dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). J Kolaboratif Sains. 2024;Vol.7(Issue.1):hlm.8.
[21] Nurhasanah N. Micro Finance In Sharia Rural Banks In Indonesia : A Case Study. J Entrep Sustain Issues. 2020;Vol.7 No.4:hlm.3456.
[22] Permana I (DPS Berkah Umat). Wawancara. Bandung; 14 Juni 2024
[23] Putra PAA. Wawancara. Bandung; 28 Juni 2024
[24] Zatari A. Fiqh al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Muqaran : Shiyagah Jadidah wa Amtsilah Mu’ahirah. Dar al-’Asha; 2010.
Published
2024-08-12