Hubungan Kemandirian dengan Kematangan Karier Mahasiswa yang Mengikuti MSIB di Kota Bandung

  • Hasna Putri Belina PSYCHOLOGY
  • Dewi Sartika Fakultas Psikologi
Keywords: mahasiswa, kemandirian, kematangan karier

Abstract

Abstract. Students are in the early adulthood stage and transitioning from adolescence to adulthood, typically ranging from 18 to 25 years old. As young adults, students are expected to be capable of making career decisions. Students who rely on themselves to make decisions and take responsibility for their choices are considered independent. The MSIB program is a program designed by the government to train students' soft and hard skills in the working world. The objective of this research is to examine the relationship between independence and career maturity among students participating in MSIB in the city of Bandung. This is a correlational research with a quantitative approach. The research subjects consist of 160 MSIB students in Bandung. The research instrument used is the Yuanda Independence Scale, which refers to Steinberg's Theory, and the Dewi Sartika Career Maturity Scale, which refers to Super's theory. The data analysis results show that the Rank Spearman correlation coefficient is 0.604, where ρ > 0, indicating a positive relationship between independence and career maturity among students participating in MSIB in Bandung. Twenty-one students (13%) are categorized as having low independence, while the remaining 139 students (87%) have high independence. 5 students (0.03%) are categorized as having low career maturity, while the remaining 155 students (97%) have high career maturity. Suggestions for this research include students getting to know themselves, identifying their interests and abilities, and universities actively participating in helping students improve their independence and career maturity.

Abstrak. Mahasiswa berada pada masa dewasa awal dan transisi dari remaja ke dewasa, dengan rentan usia 18 hingga 25 tahun. Sebagai dewasa awal, mahasiswa dituntut mampu membuat keputusan kariernya. Mahasiswa yang mengandalkan dirinya membuat keputusan dan bertanggung jawab pada keputusannya adalah mahasiswa yang mandiri. Program MSIB merupakan program yang dirancang oleh pemerintah untuk melatih soft skill dan hard skill mahasiswa dalam dunia kerja, kenyataannya banyak mahasiswa memiliki kemandirian dan kematangan karier rendah bahkan setelah mengikuti program MSIB. Tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan kemandirian dengan kematangan karier pada mahasiswa mengikuti MSIB di Kota Bandung. Jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian 160 mahasiswa MSIB di Kota Bandung. Alat ukur penelitian skala kemandirian Yuanda mengacu pada Teori Steinberg dan skala kematangan karier Dewi Sartika yang mengacu pada teori Super. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai korelasi Rank Spearman sebesar 0,604 dimana nilai ρ >0, yang artinya terdapat hubungan positif antara kemandirian dengan kematangan karier pada mahasiswa mengikuti MSIB di Kota Bandung. Mahasiswa yang kemandirian dikategorisasikan rendah sebanyak 21 orang (13%), sisanya sebanyak 139 mahasiswa (87%) memiliki kemandirian yang tinggi. Mahasiswa memiliki kematangan karier kategorisasi rendah sebanyak 5 orang (0.03%), sisanya sebanyak 155 mahasiswa (97%) memiliki kematangan karier yang tinggi. Saran untuk penelitian ini mahasiswa mengenali dirinya, mengetahui minat dan kemampuannya, universitas ikut berpartisipasi membantu mahasiswa meningkatkan kemandirian dan kematangan karier.

References

[1] Hidayati, R. (2015). Layanan informasi karier membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman karier. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1(1), 1-10.
[2] Ashilah, Sarah. (2022, Februari 16). Data Penduduk Kota Bandung berdasarkan Pekerjaan 2020, Pelajar dan Mahasiswa Terbanyak. Diakses dari https://bandungbergerak.id/article/detail/1665/data-penduduk-kota-bandung-berdasarkan-pekerjaan-2020-pelajar-dan-mahasiswa-terbanyak
[3] Nugraheni, D., & Sinatra Wijaya, L. (2017). Pelaksanaan Program Internship Dalam Upaya Meningkatkan Citra Lembaga Pendidikan (Studi Kasus: Fakultas Teknologi Informasi-Universitas Kristen Satya Wacana). Scriptura, 7(2), 47–56. https://doi.org/10.9744/scriptura.7.2.47-56
[4] Ozora, D., Suharti, L., & Sirine, H. (2016). Potret Perencanaan Karir pada Mahasiswa (Studi terhadap Mahasiswa di Sebuah Perguruan Tinggi di Jawa Tengah). Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu, 207, 103–111.
[5] Ainon Marziah, 150213021 (2021) Analisis Kesulitan Magang III Pada Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Ar- Raniry. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry.
[6] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar/Kampus Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
[7] Rachmawati, Y. E. (2012). Hubungan antara self efficacy dengan kematangan karier pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1), 1-25.
[8] Jatmika, Devi. (2015). Gambaran Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. PSIBERNETIKA,1(1), 187.
[9] Dewiyantini. (2022). Dampak Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia. Jurnal Konseling, (1), 1-5.
[10] Ekawahyu Kasih & Azis Suganda. (1999). Pendidikan Tinggi Era Indonesia Baru. PT. Grasindo.
[11] Bacan, B., & Nuriyah, L. (2010). Gambaran Persepsi Mahasiswa Fresh Graduate Universitas Indonesia Terhadap Kuliah Atau Bekerja Di Luar Negeri. Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora. Volume 1, Desember 2010.
[12] Montgomery, M. J., & Coté, J. E. (2003). College as a transition to adulthood. Blackwell Handbook of Adolesence, 149-172. doi:10.1002/9780470756607
[13] Handayani, W. (2015). Hubungan antara konsep diri dengan kematangan karier pada mahasiswa Fakultas Bahasa Indonesia semester akhir Universitas PGRI Palembang. Jurnal Fakultas Psikologi. Palembang: Universitas Bina Darma. Diunduh dari http://digilib.binadarma.ac.id/files/disk1/135/123-123- wulanhanda-6701-1-jurnalw-i.pdf. tanggal 10 November 2022
[14] Sharf, R. S. (1992). Applying Career Development Theory to Counselling. California: Pacivic Grove.
[15] Lestari, T. N., Rahardjo, P. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kematangan karier pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang sedang menempuh skripsi. PSYCHO IDEA, (2), 1-9.
[16] Ariati. M. J. (2016). Hubungan antara kelekatan terhadap teman sebaya dengan kematangan karier pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Trucuk Klaten. Jurnal Empati, 5(4), 705-710.
[17] Crites, J.O. (1978). Theory and Research Handbook for the Career Maturity Inventory. Monterey, CA: California Test Bureau, McGraw-Hill.
[18] Osipow, S. H. (1983). Theories of Career Development. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
[19] Smedley, et. al. (2003). Differences in Career Maturity among Adjudicated and Nonadjudicated Male Students with and without Disabilities. Journal of Employment Counseling. p. 110.
[20] Syahrul & Jamaluddin.(2007). Kematangan Vokasional Mahasiswa D-3 jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Jurnal PTM Vol. 7 No. 1, 36 – 44
[21] Savickas, L. M. (2001). A Development Perspective on vocational behavior: Career Patterns, Salience and Themes. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Journal for Educational and Vocational Guidance. Vol 1, 49-57
[22] Malik, Revilla. 2015. Kematangan Karir Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. Jurnal Fenomena, 7(1):11. doi: 10.21093/fj.v7i1.271
[23] Sharf, R.S. (2010). Applying Career Developmental Theory To Counseling Fifth Edition. United States of America: Cengange Learning.
[24] Alvarez, Gonzalez M. (2008).“Career Maturity: a Priority for Secondary Education”. Journal of Researching Educational Psychology . ISSN . 1696-2095. No.16. Vol.6(3) 2008, pp:749-772. Spain: Departement of Educational Research Methods and Diagnostics,Universityof Barcelona.
[25] Steinberg, L. (2002). Adolescence (6th ed). New York : Mc Graw Hill Companies.
[26] Kulsum, Tri Mei (2016). Hubungan Antara Kemandirian dengan Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
[27] Savickas, L. M. (2001). A Development Perspective on vocational behavior: Career Patterns, Salience and Themes. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Journal for Educational and Vocational Guidance. Vol 1, 49-57
[28] Lisan, Afina Fityah (dkk). (2020). Hubungan Antara Kemandirian dengan Kematangan Karir Pada Siswa. Semarang. Doi: 10.15294/ijgc.v9i2.34415
[29] Hidayanti, Nurul Sri. (2020). Hubungan Antara Kemandirian dengan Kematangan Karir Siswa Kelas XII SMKN di Kota Bandung. Prosiding Psikologi. doi: 10.29313/.v6i2.23031
[30] Eko, Samuel Aditya. (2016). Hubungan Antara Kemandirian dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Yogyakarta.
[31] Sharf. R. S. (2006). Applying Career Development Theory to Counseling. 4 edition. California: Thomson Wadsworth.
[32] Ali, M. dan Asrori, M., 2010. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke enam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
[33] Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Published
2023-08-03