Perencanaan Komunikasi Terapeutik Psikolog dalam Menangani Korban Kekerasan Seksual

  • Ana Rosyana Ilmu Komunikasi, Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung
  • Ani Yuningsih
Keywords: Komunikasi Terapeutik, Korban Kekerasan Seksual, Perencanaan Komunikasi Terapeutik

Abstract

Abstract. The psychologist's planning for patient with mentall ilness becomes an interesting subject for research, especially when dealing with sexual violence survivors who exhibit different trauma reactions. Therefore, this study aims to explore the implementation of therapeutic communication planning consciously conducted by psychologists on sexual violence survivors using a phenomenological approach with an interpretive paradigm. The subjects of this study are two individuals working as clinical psychologists. Research data was obtained through semi-structured interviews. The results of the study indicate three underlying motives that drive psychologists in handling sexual violence survivors: humanitarianism, social conditions, and professional responsibility. Ultimately, these three motives share a common goal of preventing future cases of sexual violence. In addition to motives, the study also reveals how psychologists manage empathetic messages. Verbal communication prioritizes language usage, while non-verbal communication emphasizes facial expressions. The study also explains the implementation of emotional and spiritual intelligence by psychologists in handling survivors, such as the ability to build good relationships and incorporate religious principles into the therapeutic process. Lastly, the study uncovers the emotional and spiritual meaning derived from psychologists' experiences in handling sexual violence survivors. Emotionally, psychologists find meaning in their experiences by transforming themselves to love their families more and develop high sensitivity towards those in need of their assistance. Spiritually, psychologists find meaning in increased self-dignity and a stronger desire to provide help by becoming volunteers.

Abstrak. Perencanaan psikolog bagi pasien penyakit kesehatan mental menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Apalagi, korban yang ditangani adalah korban kekerasan seksual dengan berbagai reaksi trauma yang berbeda-beda. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh psikolog secara sadar kepada korban kekerasan seksual dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan paradigma interpretif. Subjek pada penelitian ini adalah dua orang yang berprofesi sebagai psikolog klinis. Data penelitian, diperoleh dengan melakukan wawancara semistuktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga motif because yang mendasari psikolog dalam menangani korban kekerasan seksual, yaitu kemanusiaan, kodisi sosial dan tanggung jawab profesi. Tiga motif tersebut, pada akhirnya memiliki satu tujuan utama yaitu mencegah kasus kekerasan seksual di masa yang akan datang. Selain motif, diperoleh bagaimana pengelolaan pesan empati psikolog. Secara verbal, psikolog mengutamakan aspek penggunaan bahasa. Sedangkan secara non-verbal, psikolog mengutamakan aspek ekspresi wajah. Hasil penelitian juga menjelaskan bagaimana implementasi kecerdasan emosional dan spiritual psikolog dalam menangani korban, yaitu adanya kemampuan membina hubungan yang baik dan menerapkan prinsip keagamaan dalam proses terapi. Terakhir,  makna pengalaman psikolog dalam menangani korban kekerasan seksual diperoleh makna emosional dan spiritual. Secara emosional, psikolog memaknai pengalamannya dengan melakukan transformasi diri untuk lebih mencintai keluarga dan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap orang yang membutuhkan pertolongannya. Sedangkan secara spiritual, psikolog memaknainya dengan meningkatnya self dignity serta memiliki keinginan lebih untuk memberikan pertolongan dengan menjadi relawan.

References

Bhave, Swati. Y & Saini, Sunil. (2009). Anger Management. New Delhi, India: Sage Publication Mudakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Candi Gerbang Permai.

Mulyati H, Meiningdias CY. Studi Kasus: Penerapan Tema Menjadi Warga Digital Tular Nalar dalam Pembelajaran di Sekolah Melalui Flipped Classroom. J Ris Public Relations [Internet]. 2022 Dec 21;123–32. Available from: https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPR/article/view/1360

Prahesti, Devi. (2021). Analisis Tindakan Sosial Max Weber Dalam Kebiasaan Membaca Asmaul Karya; 2003. Husna Peserta Didik MI/SD. Jurnal An-Nur. Volume 13, nomor 2, halaman 144.

Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Predana. Media Group.

Sabiq dan Djalali. (2012). Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Spritual dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Nasyrul Ulmum Pmekesan. Junral Psikolog i Indonesia. Volume 1, nomor 2, halaman 57 dan 58.

Safitri, dkk. (2023). Pendidikan Kecerdasan Spritual Persfektif Al-Ghazali dan Relevansinya dengan Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jurnal Tarbawi. Volume 6, no1, halaman 79.

Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya

Fawri, Andika. (2021). “Human Dignity in The Counselling Perspective. Jurnal Konseling dan Psikologi Pendidikan. Volume 1, nomor 1, halaman 50.

Qorib F, Utami Rezkiawaty Kamil S, Jumrana, La Tarifu. Reshaping Today’s Education with Social Media. J Ris Public Relations [Internet]. 2022 Dec 21;105–10. Available from: https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPR/article/view/1355

Wulandari Y. Depiction of Digital Safety Issues Between Parents and Adolescent in Banten Province. J Ris Public Relations [Internet]. 2022 Dec 21;133–42. Available from: https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPR/article/view/1361

Published
2023-08-14