Representasi Feminisme dalam Konten Video Youtube Gita Savitri Devi
Abstract
Abstract. Feminism has become a popular topic on social media to support the equality of women and men. With the fast growth of social media, its role is very close to a wide audience and is able to build representations and lead perspectives on the position of women and men. Gita Savitri is one of the content creators who often voices feminism issues in her social media accounts. On her YouTube channel, there is a "Beropini" segment that is created through research and then presented with Gita Savitri's personal opinion. The purpose of this research is to find out and analyze the discourse of feminism representation conveyed by Gita Savitri through her YouTube Video entitled "We Need Feminism Because Women Are Still Victims of Sexism Beropini Eps. 68". This research uses a qualitative research method with a Discourse Analysis approach of the Teun A. Van Dijk model and a critical paradigm. Teun A. Van Dijk's Discourse Analysis model consists of microstructure, seperstructure, and macrostructure. the data collection used is non-participant observation, documentation and literature study. The results of this study found that in the Macro structure (thematic), what was found was sexism behavior in everyday life and gender inequality. In the Superstructure (schematic), there is an introduction which is found that Gita conveys the problem of sexism behavior. Then the content concerns sexism comprehensively, and the closing that emphasizes the problem of gender inequality is a problem that is related to one another. Then the last structure is Micro (semantics), composed of the background taken in this discourse is the situation of women formed by the culture of society. Furthermore, details are found in the categories of hostile sexism and benevolent sexism. And the intention, which is contained by Gitasav, is an invitation not to support the idea of sexism and forms of gender inequality. Then the last level is presumption, in support of the values that feminism agrees with.
Abstrak. Gerakan feminisme menjadi topik hangat di media sosial guna mendukung kesetaraan wanita dan pria. Perkembangan media sosial yang pesat membuat perannya begitu dekat dengan khalayak luas dan mampu membangun representasi serta menggiring perspektif posisi perempuan dan laki-laki. Gita Savitri adalah salah satu content creator yang seringkali menyuarakan isu feminisme di dalam akun media sosialnya. Di kanal YouTubenya, terdapat segmen “Beropini” yang dibuat melalui riset lalu dismpaikan dengan opini pribadi Gita Savitri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis wacana representasi feminisme yang disampaikan Gita savitri melalui kanal YouTubenya yang berjudul “Kita Butuh Feminisme Karena Perempuan Masih Jadi Korban Seksisme Beropini Eps. 68”. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis Wacana model Teun A. Van Dijk dan Paradigma kritis. Analisis Wacana model Teun A. Van Dijk terdiri dari strukur mikro, seperstruktur, dan struktur makro. pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipan, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menyatakan, Pada struktur Makro (tematik), yang ditemukan adalah perilaku seksisme dalam kehidupan sehari-hari dan ketimpangan gender. Pada bagian Superstruktur (skematik), terdapat pendahuluan yang ditemukan bahwa Gita menyampaikan masalah perilaku seksisme. Kemudian isi menyangkut seksisme secara komprehensif, dan penutup yang menegaskan masalah ketimpangan gender adalah masalah yang berkaitan satu sama lain. Kemudian struktur terakhir yaitu Mikro (semantik), tersusun atas latar yang diambil dalam wacana ini adalah situasi perempuan yang dibentuk oleh budaya masyarakat. Selanjutnya detail, ditemukan pada kategori hostile sexism dan Benevolent Sexism. Dan maksud, yang terkandung disampaikan Gitasav yaitu ajakan untuk tidak mendukung ide dari seksisme serta bentuk ketimpangan gender. Kemudian tatanan terakhir yaitu praanggapan, dalam mendukung nilai-nilai yang disetujui oleh feminisme.
References
[2] Nasrullah, R. (2016). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
[3] Fuller, M. (1999). Woman in the Nineteenth Century. Britania Raya: Dover Publications.
[4] Umar, N. (1999). Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina
[5] Eriyanto. (2001). Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta: LKIS
[6] Suwastini, N. K. A. (2013). Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. 2(1):199.
[7] Devi, G. S. (2020, Desember 26). Kita Butuh Feminisme Karena Perempuan Masih Jadi Korban Seksisme | Beropini eps. 68. Diambil dari YouTube: https://youtu.be/BSr2DECCYxs?si=TpkTpGXN9lltSyem