Monitoring Efek Samping Obat Antituberkulosis (OAT) pada Pasien Tuberkulosis Kategori I di UPT Puskesmas Bayongbong Kabupaten Garut
Abstract
Abstract. Tuberculosis is an infectious disease that is still a problem in society and its prevalence highty in Indonesia. One reason for the treatment stopped is side effect. The severity of the side effects experienced will have an impact on patient compliance in taking medication and will even result in a high rate of treatment dropouts. This study aims to obtain information on the incidence of side effects of Anti Tuberculosis Drugs, the causes of side effects, and the treatment of side effects occur. This type of research is descriptive observational with monitoring of side effects for 2 months of intensive care. The number of samples used in this study were 54 people. The results showed that the highest percentage of side effects that occurred during the intensive phase of treatment was in the first month, there are reddish urine (89%), nausea (50%), arthritis (50%), and the second month there are reddish urine (94%), nausea (39%), arthritis (31%), followed by other side effects such as dizziness, skin rash, anorexia, gastrointestinal disorder, dyspnea, tingling, palpitation. The side effects that occur are caused by Anti Tuberculosis Drugs. Treatment for category I tuberculosis patients sustain side effect is given vitamin B6. Based on this study, It is necessary to monitor the side effects of antituberculosis drugs on a regular basis to improve patient compliance in treatment.
Abstrak. Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah di masyarakat dan prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Salah satu penyebab penghentian pengobatan pada pasien adalah efek samping obat. Berat ringannya efek samping yang dialami akan berdampak pada kepatuhan pasien dalam meminum obat bahkan akan mengakibatkan tingginya angka putus pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kejadian efek samping Obat Anti Tuberkulosis, penyebab efek samping, dan pengobatan efek samping yang terjadi. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pemantauan efek samping selama 2 bulan perawatan intensif. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 54 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase efek samping tertinggi yang terjadi selama pengobatan fase intensif adalah pada bulan pertama yaitu urin berwarna kemerahan (89%), mual (50%), nyeri sendi (50%), dan pada bulan kedua urin kemerahan (94%), mual (39%), nyeri sendi (31%), diikuti efek samping lain seperti pusing, gatal/bintik merah pada kulit, nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, sesak napas, kesemutan, dan detak jantung berlebihan. Efek samping yang terjadi disebabkan oleh Obat Anti Tuberkulosis. Penanganan yang diberikan pada pasien tuberkulosis kategori I yang mengalami efek samping diberikan vitamin B6. Berdasarkan penelitian ini, perlu dilakukan pemantauan efek samping obat antituberkulosis secara berkala dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam berobat.