Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Air dari Beras (Oryza sativa L.), Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Serai Dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf)
Abstract
Abstract. Characterization is the first step or part of the standardization process which includes several important parameters to ensure the quality, safety and benefits of the materials used. The purpose of this study is to determine the characterization of simplisia and water extracts from rice (Oryza sativa L.), kencur (Kaempferia galanga L.) and lemongrass (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf). This research is an experimental study conducted at the Pharmaceutical Research Laboratory of the Islamic University of Bandung. Characterization of the resulting simplisia, namely in organoleptic testing of rice, kencur and lemongrass samples in the form of dry powder; rice is white, kencur and lemongrass are brown; rice is odorless, kencur and lemongrass have a distinctive odor. The average results of the determination of water soluble extract content obtained are 1.9825% rice; 18.8260% kencur and 21.2206% lemongrass. The average results of the determination of ethanol soluble extracts obtained are rice 0.7326%; kencur 20.5859% and lemongrass 23.0706%. The results of determining the moisture content obtained are rice 7.5749%; kencur 5.5868% and lemongrass 5.3930%. The results of the determination of drying shrinkage obtained are rice 10.8105%; kencur 10.8383% and lemongrass 5.5211%. The results of the determination of total ash content obtained are rice 0.7362%; kencur 7.8902% and lemongrass 9.7618%. The results of the determination of acid insoluble ash content obtained were rice 0.5470%; kencur 2.7379% and lemongrass 2.6813%. Organoleptic testing for the extracts produced, namely for EASD, EABK and EABKSD, has a thick form, brown in color and has a distinctive odor. The results of determining the specific gravity obtained are EASD 1.0174; EABK 1.0075 and EABKSD 1.0131.
Abstrak. Karakterisasi merupakan tahapan awal atau bagian dari proses standardisasi yang meliputi beberapa parameter penting untuk menjamin suatu mutu, keamanan serta manfaat bahan yang digunakan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakterisasi simplisia dan ekstrak air dari beras (Oryza sativa L.), kencur (Kaempferia galanga L.) dan serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental di Laboratorium Riset Farmasi Universitas Islam Bandung. Karakterisasi simplisia yang dihasilkan yaitu pada pengujian organoleptik sampel beras, kencur dan serai dapur memiliki bentuk serbuk kering; beras berwarna putih, sedangkan kencur dan serai dapur berwarna coklat; beras tidak berbau sedangkan kencur dan serai dapur memiliki bau khas. Hasil rata-rata penetapan kadar sari larut air yang didapatkan yaitu beras 1,9825%; kencur 18,8260% dan serai dapur 21,2206%. Hasil rata-rata penetapan kadar sari larut etanol yang didapatkan yaitu beras 0,7326%; kencur 20,5859% dan serai dapur 23,0706%. Hasil penetapan kadar air yang didapatkan yaitu beras 7,5749%; kencur 5,5868% dan serai dapur 5,3930%. Hasil penetapan susut pengeringan yang didapatkan yaitu beras 10,8105%; kencur 10,8383% dan serai dapur 5,5211%. Hasil pada penetapan kadar abu total yang didapatkan yaitu beras 0,7362%; kencur 7,8902% dan serai dapur 9,7618%. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam yang didapatkan yaitu beras 0,5470%; kencur 2,7379% dan serai dapur 2,6813%. Pengujian organoleptik untuk ekstrak yang dihasilkan yaitu untuk EASD, EABK dan EABKSD memiliki bentuk kental, berwarna cokelat dan memiliki bau khas. Hasil penetapan bobot jenis yang didapatkan yaitu EASD 1,0174; EABK 1,0075 dan EABKSD 1,0131.
References
[2] Andriyono, R. I. (2019). Kaempferia galanga L. sebagai Anti-Inflamasi dan Analgetik. Jurnal Kesehatan, 10(3), 495. https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1458.
[3] Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan.
[4] Februyani, N., & Khoiriyah, M. (2023). Penetapan Parameter Standarisasi Non Spesifik Ekstrak Batang Sereh (Cymbopogon citrus). Open Journal Systems, 18(1). https://bnr.bg/post/101787017/bsp-za-balgaria-e-pod-nomer-1-v-buletinata-za-vota-gerb-s-nomer-2-pp-db-s-nomer-12
[5] Fitriyah, D., Ubaidillah, M., & Oktaviani, F. (2020). Analisis Kandungan Gizi Beras dari Beberapa Galur Padi Transgenik Pac Nagdong/Ir36. ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 153–159. https://doi.org/10.37148/arteri.v1i2.51
[6] Ibrahim, I., Evama, Y., & Sylvia, N. (2021). Ekstrak Minyak dari Serai Dapur (Cymbopogon Citratus) dengan Menggunakan Metode Maserasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 10(2), 57. https://doi.org/10.29103/jtku.v10i2.5479
[7] Kemenkes RI. (2011). Pedoman Umum Panen dan Pascapanen Tanaman Obat. In Badan Litbang Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (Vol. 53, Issue 9).
[8] Novitasari, I. W. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi. 2–19.
[9] Nurdyansyah, F., Widyastuti, D. A., & Mandasari, A. A. (2019). Karakteristik Simplisia dan Ekstrak Etanol Kulit Petai (Parkia speciosa) dengan Metode Maserasi. Seminar Nasional Sains Dan Enterpreneurship VI, 1–6
[10] Nuryadin, Y., Naid, T., Dahlia, A. A., & Dali, S. (2018). Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Serai Dapur dan Daun Alang-Alang Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Kesehatan, 1(4).
[11] Suradi, K., Gumilar, J., Yohana, G. H. R., & Hidayatulloh, A. (2018). Kemampuan Serbuk Serai (Cymbopogon citratus) Menekan Peningkatan Total Bakteri dan Keasaman (pH) Dendeng Domba Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 17(2), 106. https://doi.org/10.24198/jit.v17i2.17296
[12] Tamara, L., Andriani, S., & Helmiawati, Y. (2017). Pembuatan Sediaan Parem dari Kencur (Kaempferia galanga L) Beras (Oryza sativa) dan Serai (Cymbopogon citratus) Sebagai Penyembuhan Luka Memar, Bengkak dan Keseleo. Journal of Holistic and Health Sciences, 1(1), 63–72. https://doi.org/10.51873/jhhs.v1i1.6