Perbandingan Perbaikan Klinis pada Pasien Gagal Napas yang Menggunakan dan Tidak Menggunakan Ventilator di Rumah Sakit Umum Daerah Al – Ihsan Provinsi Jawa Barat

  • Zahra Al Khansa Fakultas kedokteran
  • Maya Tejasari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
  • Dadang Rukanta Pendidikan Dokter, Universitas Islam Bandung
Keywords: Kata Kunci: Gagal Napas, Ventilator, Perbaikan Klinis

Abstract

Abstract. Respiratory failure is a condition in which the respiratory system is unable to maintain adequate gas exchange to meet metabolic demands, namely oxygenation and/or CO2 elimination. The disturbance primarily affects oxygenation, manifested by hypoxemia, or affects ventilation, manifested by hypercapnia and respiratory acidosis. This disease can cause dysfunction in other organs or be life-threatening. In patients with respiratory failure, treatment of the underlying cause is needed as also supportive measures, one of which can use a ventilator. The purpose of this study was to compare the clinical improvement in patients with respiratory failure who used and did not use a ventilator at Al-Ihsan Hospital, West Java Province. This research was conducted using the analytic observational method with a retrospective cohort study design. Samples in this study were taken from patients with respiratory failure who used ventilators and did not use ventilators in the hospital. The data in this study were taken from the medical records of patients with respiratory failure who used a ventilator and did not use a ventilator in the hospital. Of the 22 patients who used ventilators, 50% (11 patients) experienced improvement, and 50% (11 patients) did not improve or were declared dead. Of the 22 patients who did not use a ventilator, 81.8% (18 patients) did not improve or were declared dead, and 18.2% (4 patients) experienced improvement. The difference between patients who experienced a clinical improvement in the group who received a ventilator and those who did not get a ventilator can be said to be significant because the p-value is 0.026, which is smaller than the α value (0.05).

 

 

 

Abstrak. Gagal napas merupakan suatu kondisi di mana sistem pernapasan tidak mampu mempertahankan pertukaran gas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yaitu oksigenasi dan/atau eliminasi CO2. Gangguan tersebut terutama mempengaruhi oksigenasi, dimanifestasikan oleh hipoksemia, atau mempengaruhi ventilasi, dimanifestasikan oleh hiperkapnia dan asidosis respiratorik. Penyakit ini dapat menyebabkan disfungsi pada organ lain atau mengancam kehidupan. Pada pasien gagal napas diperlukan pengobatan penyebab yang mendasarinya dan juga tindakan suportif, salah satunya bisa menggunakan ventilator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perbaikan klinis pada pasien gagal napas yang menggunakan dan tidak menggunakan ventilator di rumah sakit Al – Ihsan provinsi jawa barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan desain penelitian cohort retrospective. Sampel pada penelitian ini diambil dari pasien gagal napas yang menggunakan ventilator dan tidak menggunakan ventilator di rumah sakit. Data pada penelitian ini diambil dari rekam medis pasien gagal napas yang menggunakan ventilator dan tidak menggunakan ventilator di rumah sakit. Dari 22 pasien yang menggunakan ventilator 50% (11 pasien) diantaranya mengalami perbaikan, dan 50% (11 pasien) yang lain tidak mengalami perbaikan atau dinyatakan meninggal. Dari 22 pasien yang tidak menggunakan ventilator 81,8% (18 pasien) diantaranya tidak mengalami perbaikan atau dinyatakan meninggal, dan 18,2% (4 pasien) yang lain mengalami perbaikan. Perbedaan pasien yang mengalami perbaikan klinis pada kelompok yang mendapatkan ventilator dengan yang tidak mendapatkan ventilator dapat dikatakan signifikan, dikarenakan nilai p sebesar 0,026, lebih kecil dari nilai α (0,05).

 

 

Published
2023-02-02