Pengontrolan Glukosa Darah dapat Mencegah terjadinya Tuberkulosis: Kajian Pustaka

  • Annisa Humairra Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
  • Wida Purbaningsih
  • Winni Maharani
Keywords: DM, Obat DM, Tuberkulosis

Abstract

Abstract. Tuberculosis (TBC) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis (M.tb), the third leading cause of death in the world and one of the ten leading causes of death. There are several factors that can affect the course of type 2 DM that they are more likely susceptible to TBC, namely, changes in metabolism and blood glucose control through medication. Type 2 diabetes mellitus is a chronic metabolic disease caused by insulin resistance and decreased insulin secretion which causes impaired glucose utilization, hyperinsulinemia, dyslipidaemia, and pancreatic beta cell dysfunction. Lifestyle changes are needed, including diet and exercise, and pharmacological treatment consisting of oral drugs and injections is needed to achieve good blood glucose levels that can reduce the risk of macrovascular and microvascular complications, and also increase the immune response that can minimize the risk of infection.

Abstrak. Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.tb), penyebab kematian ketiga di dunia dan salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakit DM tipe 2 sehingga lebih rentan terhadap TBC yaitu, adanya perubahan metabolisme dan pengontrolan glukosa darah melalui pengobatan. DM tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronis yang disebabkan oleh resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin yang menyebabkan gangguan penggunaan glukosa, hiperinsulinemia, dislipidemia, serta disfungsi sel beta pankreas. Diperlukan adanya perubahan gaya hidup termasuk diet dan berolahraga, dan pengobatan farmakologis yang terdiri dari obat oral dan suntikan diperlukan untuk mencapai kadar glukosa darah yang baik yang dapat menurunkan risiko komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, dan juga meningkatkan respon imun yang dapat meminimalkan risiko terjadinya infeksi.

Published
2022-01-28