Gambaran Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Penggunaan Alat Pelindung Mata pada Pekerja yang Mengalami Korpus Alienum di RSUD Waled Tahun 2024
Abstract
Abstract. Corpus alienum is the most common type of eye injury, accounting for 30–40% of all eye injuries worldwide. The use of eye protection (APM) is essential for prevention, yet non-compliance remains an issue. This study aims to analyze the factors influencing non-compliance with APM use among workers with corpus alienum injuries at RSUD Waled in 2024. This quantitative descriptive study used a questionnaire as the measuring instrument. The study included 97 respondents and was conducted at RSUD Waled from October 2023 to December 2024. The study found that discomfort in using APM (79.4%) and less strict supervision (50.5%) were the main factors influencing non-compliance. Despite this, workers showed high awareness (72.2%) but only moderate knowledge (54.6%) about the risks and consequences of non-compliance. Non-compliance with APM is influenced by discomfort and lack of strict supervision. While workers have high awareness, their knowledge is still moderate, likely shaped by prior experience with corpus alienum injuries. Strengthening APM availability, enforcement, and education is crucial to improving compliance and reducing eye injury risks in workers.
Abstrak. Korpus alienum merupakan cedera mata yang paling sering terjadi, mencakup 30-40% dari seluruh cedera mata di dunia. Penelitian ini menganalisis faktor ketidakpatuhan penggunaan Alat Pelindung Mata (APM) pada pasien pekerja yang terkena korpus alienum di RSUD Waled tahun 2024. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan kuesioner pada 97 responden dari Oktober 2023 – Desember 2024. Hasil penelitian menunjukkan faktor utama ketidakpatuhan dalam penggunaan APM adalah ketidaknyamanan (79,4%), tidak tersedianya APM dan protokol penggunaan (34%), serta kurangnya pengawasan (50,5%). Sementara itu, tingkat kesadaran pasien pekerja tergolong tinggi (72,2%) dan tingkat pengetahuan berada pada kategori sedang (54,6%). Kesimpulannya, ketidakpatuhan dalam penggunaan APM dipengaruhi oleh faktor kenyamanan, ketersediaan, dan pengawasan. Kesadaran yang tinggi dan pengetahuan sedang diasumsikan terbentuk dari pengalaman sebelumnya dalam menghadapi cedera korpus alienum. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengawasan, edukasi, serta ketersediaan APM untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
References
[2] C. Agrawal et al., “Etiological causes and epidemiological characteristics of patients with occupational corneal foreign bodies: A prospective study in a hospital-based setting in India,” Indian J Ophthalmol, vol. 68, no. 1, p. 54, 2020, doi: 10.4103/ijo.IJO_623_19.
[3] N. A. Fatimah, N. Nurwijayanti, and S. Farida, “Analysis of Knowledge, Attitude, Employee Action in the Use of Personal Protective Equipment (PPE) with Work Accidents,” Journal for Quality in Public Health, vol. 3, no. 1, Nov. 2019, doi: 10.30994/jqph.v3i1.60.
[4] E. T. Macedo Filho, A. Lago, K. Duarte, S. J. Liang, A. L. H. Lima, and D. de Freitas, “Superficial corneal foreign body: laboratory and epidemiologic aspects.,” Arq Bras Oftalmol, vol. 68, no. 6, pp. 821–3, 2005, doi: 10.1590/s0004-27492005000600019.
[5] M. N. Pertiwi, D. Djuars, and R. A. Indriyanti, “Gambaran Karakteristik Pasien Corpus Alienum Kornea pada Pekerja di RSUD Al-Ihsan Periode Tahun 2018-2019”, doi: 10.29313/kedokteran.v7i1.26632.
[6] Notoatmodjo, “Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,” 2018.
[7] I. C. Devianti, I. Rupiwardani, and B. H. Susanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Konstruksi di PT ”X”,” Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan, vol. 2, no. 2, pp. 50–58, Dec. 2022, doi: 10.33860/bjkl.v2i2.1579.
[8] S. Adilah Putri, B. Widjanarko, Z. Shaluhiyah Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, and F. Kesehatan Masyarakat, “FAKTOR-FAKTO YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG (Studi Kasus di Instalasi Rawat Inap Merak),” 2018. [Online]. Available: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
[9] I. F. feby Fatmasari, S. Musyarofah, and B. Widjasena, “the relationship between complience use PPE eyes with metal welding chips in eyes welders in the welding workshop in boja,” Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati, vol. 4, no. 2, p. 121, Nov. 2019, doi: 10.35842/formil.v4i2.267.
[10] I. W. S. J. Tri Puji Astuti, “HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENGAWASAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS LAUNDRY (Studi di RS. X Provinsi Lampung)”.
[11] “Hubungan Pengetahuan, Ketersediaan dan Pengawasan dengan Sikap Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Pemadam Kebakaran”.
[12] G. Simanjuntak and A. Arista, “ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN TERHADAP KEDISLIPINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PT XYZ,” JURNAL COMASIE, 2022.
[13] Indra Agussamad and Maya Sari, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat Rawat Inap dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri di RSUD Langsa Tahun 2019,” Jurnal EDUKES (Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan), pp. 90–99, May 2020, doi: 10.52136/edukes.v2i2.20.
[14] I. Wasty et al., “HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA DI RUMAH SAKIT: SYSTEMATIC REVIEW,” 2021.
[15] D. A. . Kolb, Experiential learning : experience as the source of learning and development. Pearson Education, Inc., 2015.
