Gambaran Karakteristik Pasien TB Putus Obat di Rumah Sakit Rotinsulu 2020–2024
Abstract
Abstract. Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis and transmitted through the air. According to the 2023 Global Tuberculosis Report, 10.6 million people worldwide are infected with TB. In Indonesia, the TB treatment dropout rate in 2020 reached 19%, while the pulmonary TB cure rate in Bandung City in 2022 was only 32.27%, falling short of the target (80%). This study aims to describe the characteristics and trends of TB patients who discontinued treatment based on age and gender at Dr. H. A. Rotinsulu Pulmonary Hospital, Bandung City, from 2020 to 2024. The research employs a descriptive method with total sampling technique, involving 188 TB treatment dropout patients from medical records. Data were processed using Microsoft Excel 2019. The results show that the majority of patients were in the productive age group (95.21%) and male (71.80%) in 2020–2024. Several factors contributing to TB treatment discontinuation were identified, including high mobility, work-related stress, occupational demands, unawareness due to symptom remission, transportation difficulties, irregular TB medication adherence, and COVID-19 pandemic.
Abstrak. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara. Menurut Global Tuberculosis Report 2023, sebanyak 10,6 juta orang di dunia terinfeksi TB. Di Indonesia, angka putus berobat TB pada tahun 2020 mencapai 19%, sedangkan angka kesembuhan TB paru di Kota Bandung tahun 2022 hanya 32,27%, di bawah target (80%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien TB putus obat berdasarkan usia dan jenis kelamin di Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Kota Bandung periode 2020–2024. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling, melibatkan 188 pasien putus obat TB dari rekam medis. Data diolah menggunakan program Microsoft Excel 2019. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berada di usia produktif (95,21%) dan berjenis kelamin pria (71,80%) pada periode 2020–2024. Terkait dari data tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pasien TB putus obat yaitu dari mobilitas tinggi, beban kerja, kesibukan pekerjaan, ketidaksadaran karena gejala mereda, kesulitan dalam sarana transportasi, ketidakaturan dalam mengonsumsi obat TB, dan pandemi COVID-19.
References
2. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan Tata Laksana Tuberkulosis. 2022. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2022. hlm. 9–58.
3. WHO. Global Tuberculosis Report. 2021. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2021. hlm. 19.
4. Dinkes Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung. 2020. Bandung: Dinas Kesehatan Kota Bandung; 2020. hlm. 106–110.
5. Sharani ZZ, Ismail N, Yasin SM, et al., Characteristics and Determinants of Loss to Follow-Up among Tuberculosis (TB) Patients Who Smoke in an Industrial State of Malaysia a Registry-based Study of The Years 2013-2017. BMC Pub Health. 2022 Apr 1;22(638):5–6.
6. Muthiah A, Indraswari N, Sujatmiko B. Karakteristik Pasien Tuberkulosis Lost to Follow Up Dari Empat RS di Bandung. J Epid Kes Indonesia. 2019 Jun;3(1): 29–30.
7. Birhane M, Mekonne S, Dingeta T, Teklemariam Z. Loss To Follow Up Tuberculosis Treatment and Associated Factors among Adults Attending at Public Health Facilities in Warder District, Somali Regional State, Eastern Ethiopia. Front Pub Health. 2023 May 10: 11; 4–6.
8. Kemenkes RI. Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis. 2022. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2022. hlm. 42.
9. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riskesdas. 2018.
10. Muflihah H, Yulianto FA, Rina, Sampurno E, Ferdiana A, Rahimah SB. Tuberculosis Coinfection among COVID-19 Patients: Clinical Presentation and Mortality in a Tertiary Lung Hospital in Indonesia. Int J Mycobacteriol. 2024;13(1):58-64.
11. Amala A, Cahyati WH. Drop Out Pengobatan Pada Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB MDR) di Kota Semarang. J Kes. 2021;15(1):27–33.
12. Merzistya ANA, Ratna Rahayu S. Kejadian Putus Berobat Penderita Tuberkulosis Paru. Higeia J Public Health Res Dev. 2019;3(2):301–8.
13. Khamidah, Susmaneli H. Faktor-faktor yang berhubungan dengan putus berobat pada penderita TB paru BTA positif (+) di wilayah kerja puskesmas harapan raya. J Kes Komun. 2016 Mei ;3(2):89–91.
14. Maelani T, Cahyati WH. Karakteristik Penderita, Efek Samping Obat, dan Putus Berobat Tuberkulosis Paru. Higeia J Public Health Res Dev.2019;3(4):628–32.
15. Nasution HS, Yunis T, Wahyono M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian putus berobat pada kasus TB MDR/RR di DKI Jakarta tahun 2014-2015. JKMJ. 2020 Sep;4(2):54–56.
16. Parmelia M, Pradnyaparamita Duarsa D, Ayu K, Sari K. Faktor yang berhubungan dengan kejadian putus obat pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kota Denpasar. J Medika Udayana. 2019 Sep;8(9):1–6.
17. Masita Maya. Analisis Determinan Kejadian Loss to Follow up (Putus Berobat) pada Pasien Tuberkulosis Paru: MPPKI. 2023 Mei;6(5):802–4.
18. Maria N, Wilda Risni H, Citra Dewi Permata Sari K. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis: Majalah Farmasi dan Farmakologi. 2023 September 11;29–20.