Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Remaja Mengenai Stunting
Abstract
Abstract. Stunting is a serious health issue characterized by impaired growth in toddlers due to insufficient nutritional intake, especially during the first 1,000 days of life. The global stunting prevalence reached 22.9% (WHO, 2016), with Indonesia ranking second highest in Southeast Asia. In West Bandung Regency, the stunting prevalence was 27.3% in 2022, highlighting the need for intervention, particularly through adolescent education as future parents. This study aims to describe the knowledge, attitudes, and behaviors of 10th-grade students at SMAN 1 Padalarang regarding stunting. A quantitative study with a cross-sectional design and observational-analytic approach was conducted, involving 206 respondents. Data were collected using questionnaires measuring knowledge, attitudes, and behaviors related to stunting. Results showed that 44.7% of respondents had low knowledge, while 67% had positive attitudes. Meanwhile, 55.8% demonstrated moderate preventive behaviors. The Chi-Square test revealed a significant relationship between knowledge and attitudes (p=0.003) but no significant relationship between attitudes and behavior (p=0.384) or knowledge and behavior (p=0.124). These findings indicate that while adolescents have positive attitudes, their knowledge remains low, and preventive behaviors need strengthening through comprehensive school-based education to enhance awareness and readiness for stunting prevention.
Abstrak. Stunting adalah masalah kesehatan serius yang ditandai oleh gangguan pertumbuhan balita akibat kurangnya asupan gizi, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Prevalensi stunting global mencapai 22,9% (WHO, 2016), dengan Indonesia berada di peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara. Di Kabupaten Bandung Barat, prevalensi stunting sebesar 27,3% pada tahun 2022, menekankan pentingnya intervensi, khususnya melalui edukasi remaja sebagai calon orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja kelas 10 di SMAN 1 Padalarang terkait stunting. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional dan pendekatan observasional analitik. Sebanyak 206 responden dipilih sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap stunting. Hasil menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan dengan kategori kurang (44,7%), namun sebagian besar memiliki sikap yang positif (67%). Perilaku responden mayoritas berada pada kategori cukup (55,8%). Uji Chi-Square menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap (p=0,003), namun tidak signifikan antara sikap dan perilaku (p=0,384) serta pengetahuan dan perilaku (p=0,124). Dari hasil tersebut didapatkan pengetahuan remaja tentang stunting masih rendah, meskipun sikap positif mendominasi. Sedangkan, perilaku pencegahan memerlukan penguatan melalui edukasi komprehensif berbasis sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan remaja dalam pencegahan stunting.
References
[2] World Health Organization (WHO). Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief [Internet]. 2014 [dikutip 16 Maret 2024]. Tersedia pada: https://www.who.int/publications-detail-redirect/WHO-NMH-NHD-14.3
[3] Sekretariat Percepatan Pencegahan Stunting. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode tahun 2018-2024 [Internet]. Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia; 2019 [dikutip 27 Februari 2024]. Tersedia pada: https://stunting.go.id/?sdm_process_download=1&download_id=4735
[4] Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 [Internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2022 [dikutip 27 Februari 2024]. Tersedia pada: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments/09fb5b8ccfdf088080f2521ff0b4374f.pdf
[5] Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Jakarta; 2021.
[6] Fajar D. Mengenal Apa Itu Stunting [Internet]. Kemenkes RI: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 2022 [dikutip 20 Februari 2024]. Tersedia pada: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
[7] Fatimah YU, Sriwenda D Kusyanti T. Pengaruh Multimedia Film terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Risiko Kehamilan Remaja Di SMUN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat. Holistik Jurnal Kesehatan. 2018;4(4).
[8] Hanifah NA, Stefani M. Hubungan Pernikahan Usia Dini dengan Angka Kejadian Stunting pada Balita di Kelurahan Mekarsari. Jurnal Gizi Ilmiah (JGI). Desember 2022;9(3):32-41.
[9] Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat. Statistik Pemuda Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2022.
[10] Tantono Scholar. Cegah Stunting Sebelum Genting: Peran Remaja Dalam Pencegahan Stunting. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dengan Tanoto Foundation; 2021.
[11] UNICEF Indonesia. Strategi Komunikasi Perubahan Sosial dan Perilaku: Meningkatkan Gizi Remaja di Indonesia. Jakarta: UNICEF Indonesia. Jakarta; 2021.
[12] Sitaresmi SD. Tingkat Pengetahuan Tentang Stunting Pada Mahasiswa Program Studi D-3 Kebidanan Universitas Tulungagung. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan [Internet]. 2020;10(1):1–4. Tersedia pada: https://journal.unita.ac.id/index.php/bidan/article/view/328
[13] Af’idah H, Damanik BN, Nazira BP, Gulo WJ, Humadi MQ, Zalukhu G, dkk. Sosialisasi Peningkatan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri Desa Tanjung Anom Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini. Jurnal Kabar Masyarakat. 4 November 2023;1.
[14] Natanael S, Putri NKA, Adhi KT. Persepsi Tentang Stunting Pada Remaja Putri Di Kabupaten Gianyar Bali (Stunting Perception Among Adolecents Girl In Gianyar Regency Bali Province). Penel Gizi Makan. 26 Juni 2022;45(1):1–10.