Perbandingan Penurunan Kadar Ureum dan Kreatinin Post Hemodialisis pada Pasien End-Stage Renal Disease Berdasarkan Usia di RS Al-Islam Bandung

  • Andhini Rafidah Rizqita Sudrajat Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
  • Noormartany
  • Sara Puspita
Keywords: End-Stage Renal Disease, Hemodialisis, Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Abstract

Abstract. Urea and creatinine are waste products of protein metabolism, most of which must be removed from the blood through the kidneys, making them important markers for evaluating kidney function. In patients with End-Stage Renal Disease (ESRD), hemodialysis is an effective treatment to cleanse metabolic waste products. Physiologically, after the age of 40, there is a decline in the number of nephrons, leading to a reduction in kidney function of approximately 10 ml/min/1.73 m² per decade. This decline progresses over time, reducing kidney function to less than 50% by the age of 70. This study aims to compare the reduction in urea and creatinine levels post-hemodialysis in ESRD patients based on age groups under 65 and over 65 years. The research used a quantitative analytical method with a cross-sectional approach, utilizing medical record. A total of 310 data points were obtained. The differences in urea creatinine levels pre- and post-hemodialysis were analyzed using the Wilcoxon test, yielding significant results with p = 0.00 for both parameters. Reductions comparison in post-hemodialysis urea creatinine levels between age groups, using the Mann-Whitney test, showed non-significant results with p = 0.557 and p = 0.488. This indicates that the magnitude of the reduction in urea and creatinine levels post-hemodialysis is not solely dependent on age. Other factors that may influence this include complications and comorbidities. This study is expected to provide further insights into the management of ESRD and support the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs), while contributing to the future management of ESRD.

Abstrak. Ureum dan kreatinin adalah produk sisa metabolisme protein, yang sebagian besar harus dikeluarkan dari darah melalui ginjal, sehingga dapat menjadi penanda penting untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Pada penderita End-Stage Renal Disease (ESRD), dibutuhkan terapi hemodialisis, yang merupakan pilihan pengobatan efektif untuk membersihkan produk sisa metabolisme. Pada usia lebih dari 40 tahun, secara fisiologis akan terjadi penurunan sejumlah nefron, dengan penurunan fungsi ginjal sekitar 10 ml/menit/1,73 m² setiap dekade. Penurunan ini akan terus berlangsung secara progresif, menjadi kurang dari 50% dari kapasitas normalnya hingga usia 70 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penurunan kadar ureum dan kreatinin post hemodialisis pada pasien ESRD berdasarkan kelompok usia kurang dari 65 tahun dan lebih dari 65 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan menggunakan data rekam medis. Total data yang diperoleh sebanyak 310 data. Perbedaan kadar ureum, kreatinin pre dan post hemodialisis, dengan mengunakan uji Wilcoxon, masing masing didapatkan hasil signifikan yaitu p = 0.00. Perbandingan penurunan kadar ureum, kreatinin post hemodialisis berdasarkan kelompok usia dengan menggunakan uji Man Whitney, berturut turut, didapatkan hasil tidak signifikan yaitu p = 0,557 dan p = 0,488. Hal ini menunjukan besarnya penurunan kadar ureum kreatinin post hemodialisis tidak hanya bergantung pada  usia. Faktor lain yang dapat memengaruhi hal tersebut diantaranya adalah komplikasi dan penyakit penyerta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang pengelolaan ESRD dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) terkait Kesehatan, serta berkontribusi pada pengelolaan ESRD di masa depan.

References

[1] Webster AC, Nagler EV, Morton RL, Masson P. Chronic kidney disease. Lancet. 2017 Mar 25;389(10075):1238–52.

[2] Amin NU, Mahmood RT, Asad MJ, Zafar M, Raja AM. Evaluating urea and creatinine levels in chronic renal failure pre and post dialysis: A Prospective Study. J Cardiovasc Dis. 2014;2(2):2330–4596.

[3] Liyanage T, Toyama T, Hockham C, Ninomiya T, Perkovic V, Woodward M, et al. Prevalence of chronic kidney disease in Asia: a systematic review and analysis. BMJ Glob Health. 2022;7(1):1–2.

[4] Kronis G, Ginjal A. [Chronic kidney disease]. https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/ginjal-kronis. 2017 [cited 2024 02 14]. Tersedia dari: https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/ginjal-kronis.

[5] Handini YS, Hunaifi I. Gangguan fungsi kognitif pada pasien chronic kidney disease. J Kedokteran Unkam. 2021;10(4):712–21.

[6] Putra RN, Perangin-angin VA, Ferdinand S, Tandanu E. Description of serum urea and creatinine levels pre hemodialysis and post hemodialysis at Royal Prima Hospital in chronic kidney disease. Arch Med Case Rep. 2021;2(2):118–23.

[7] Nagarajan Bhuvaneswari V, Alexander H, Shenoy MT, DS, Kanakasekaran S, Pradipta Kumar M, et al. Comparison of serum urea, salivary urea, and creatinine levels in pre-dialysis and post-dialysis patients: a case-control study. Cureus. 2023;15(3):30-8.

[8] Gender RB, Of F, Pre O, Hemodialysis P. Serum urea and creatinine differences in pre- and post-hemodialysis patients. Med Lab Technol J. 2019;5(1):41–8.

[9] Haksara E, Rahmanti A. Efektivitas pengaturan quick of blood (QB) terhadap rasio reduksi ureum plasma pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis di RST Dr. Soedjono Magelang. J Keperawatan Sisthana. 2021;6(1):25–8.

[10] Tia Sarofah V, Widada N, Fitra Ritonga A. perbandingan kadar ureum dan kreatinin darah pasien gagal ginjal kronik pre dan post hemodialisa.

[11] Jurnal H, Haksara E, Rahmanti A. jurnal keperawatan sisthana efektifitas pengaturan quick of blood (qb) terhadap rasio reduksi ureum plasma pada pasien ckd yang menjalani hemodialisis di rst dr. soedjono magelang. 2021;6(1).

[12] Pranandari R, Supadmi W. faktor risiko gagal ginjal kronik di unit hemodialisis rsud wates kulon progo. Vol. 11, Tahun. 2015

[13] Pranandari R, Supadmi W. faktor risiko gagal ginjal kronik di unit hemodialisis rsud wates kulon progo. Vol. 11, Tahun. 2015

[14] Ismawatie E, Ratna Dewi Y, Gunawan LS, Wahyuningsih ST. incompatible darah donor terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di rumah sakit bayukarta karawang. 2024;5(1)
Published
2025-02-02