Uji Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Air Kopi Robusta dengan Ekstrak Air Teh Hijau dalam Pertumbuhan Bakteri Cutibacterium Acnes

Sugih Arun Kirana Sobur; Hendro Sudjono Yuwono; Febriana Kurniasari

doi:10.29313/bcsms.v5i1.16812

Sugih Arun Kirana Sobur Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
Hendro Sudjono Yuwono Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
Febriana Kurniasari Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia

DOI: https://doi.org/10.29313/bcsms.v5i1.16812

Keywords: Antibakteri, Cutibacterium Acnes, Ekstrak Air Kopi Robusta

Abstract

Abstract. Acne vulgaris (AV) is a common chronic inflammatory skin disorder of the pilosebaceous unit, with a prevalence estimated to range between 35% to more than 90% among adolescents. AV is typically treated with antibiotics, which can suppress bacterial activity and provide anti-inflammatory effects. However, antibiotics are limited to a maximum use of 12-18 weeks due to the risk of bacterial resistance, necessitating the exploration of alternative therapies. This study aimed to evaluate the antibacterial effects of Robusta coffee water extract and green tea water extract. The research employed an in vitro descriptive experimental design using C. acnes bacterial isolates. Eight treatment groups were established, consisting of three concentrations of Robusta coffee (Coffea canephora) water extract 50%, 75%, and 100%, three concentrations of green tea (Camellia sinensis) water extract 50%, 75%, and 100%, a positive control (clindamycin antibiotic), and a negative control (aquadest). The samples were incubated for 24 hours at 37°C, and the inhibition zones were measured in millimeters. The results showed that the inhibition zones produced by green tea (Camellia sinensis) water extract were more effective in inhibiting C. acnes bacterial growth compared to Robusta coffee (Coffea canephora) water extract. However, neither extract was as effective as the clindamycin antibiotic.

Abstrak. Akne vulgaris (AV) ialah kelainan inflamasi kulit umum pada unit pilosebasea, yang berlangsung kronis, tingkat prevalensinya diperkirakan berkisar antara 35% hingga lebih dari 90% di kalangan remaja. Pengobatan AV ini umumnya menggunakan antibiotik. Antibiotik dapat menekan aktivitas bakteri dan memberikan efek anti inflamasi, namun antibiotik hanya dapat diberikan maksimal 12-18 minggu karna dapat menyebabkan resistensi, maka perlu dipertimbangkan terapi alternatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak air kopi robusta dan ekstrak air teh hijau. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif eksperimental in vitro menggunakan isolat bakteri C. acnes. Terdapat delapan kelompok perlakuan terdiri dari tiga konsentrasi ekstrak air kopi robusta (Coffea canephora) 50%, 75%, dan 100%, tiga konsentrasi ekstrak air teh hijau (Camellia sinensis) 50%, 75%, dan 100%, kontrol positif (antibiotik klindamisin), dan kontrol negatif (aquadest) yang selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37^oC kemudian zona hambat diukur diameternya dalam milimeter. Hasil penelitian menunjukan zona hambat ekstrak air teh hijau (Camellia sinensis) lebih baik jika dibandingkan dengan ekstrak air kopi robusta (Coffea canephora) dalam menghambat pertumbuhan bakteri C.acnes, namun tidak lebih baik daripada antibiotik klindamisin.

References

Daftar Pustaka
1. McLaughlin J, Watterson S, Layton AM, Bjourson AJ, Barnard E, McDowell A. Propionibacterium acnes and acne vulgaris: New insights from the integration of population genetic, multi-omic, biochemical and host-microbe studies. Microorganisms. 2019 1;7(5):1–29.
2. Elston Ba MJ, Dupaix JP, Opanova MI, Atkinson RE. Cutibacterium acnes (formerly Proprionibacterium acnes) and Shoulder Surgery. Hawaii J Health Soc Welf. 2019;78(11):3–5.
3. Sitohang IBS, Fathan H, Effendi E, Wahid M. The susceptibility of pathogens associated with acne vulgaris to antibiotics. Medical Journal of Indonesia. 2019 1;28(1):21–7.
4. Kusumawardhani A, Fitri N. Literature Review: Potensi Pemanfaatan Minyak Alami Dalam Inovasi Formulasi Kosmetik. Journal Of Pharmaceutical And Sciences. 2023 1;6(3):1092–100.
5. Hidayat S, Sudjono Yuwono H, Ismawati. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Air dengan Ekstrak Etanol Bubuk Kopi Robusta (Coffea Canephora) pada Kultur Bakteri Propionibacterium Acnes (ATCC© 11827TM). Bandung Conference Series: Medical Science. 2023 2;3(1).
6. Rahardjo P. Panduan budidaya dan pengolahan kopi arabika dan robusta. Penebar Swadaya Jakarta. 2012.
7. Nurhayati N, Septiarini AD, Aisyah P. Uji Ekstrak Biji Kopi Hijau (Coffea canephora var. robusta) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes dan Staphyolococcus aureus Secara Difusi. Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan. 2023 27;6(1):56–64.
8. Antioksidan A, Hijau T, Hitam T, Wibowo NK, Rudyanto M, Agus Purwanto D. Antioxidant Activity of Green Tea and Black Tea. 2022;1(2).
9. Mauludin I, Sudjono Yuwono H, Santosa D, Bandung I. Daya Hambat Ekstrak Air Kopi Robusta (Coffea Canephora) terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes. 2022.
10. Kurniati I, Dermawan A, Rahmat M, Ramadhani M. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Teh Dalam Menghambat Dan Membunuh Cutibacterium Acnes. Jab - Staba. 2022;6(2):16–20.
11. Sylvia T. Pratiwi. Mikrobiologi Farmasi. 2008.
12. Nurhaini S, Turahman T, Aisiyah S. Formulasi Sleeping Mask Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Dengan Variasi Konsentrasi Karbopol 940 dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Propionibacterium acnes. Pharm J of Islamic Pharm . 2023;7(2).