Hubungan Pemberian Asi Ekslusif dengan Derajat Stunting pada Balita di Puskesmas Malangbong Kabupaten Garut Tahun 2022
Abstract
Abstract. Indonesia is the highest prevalence of stunting according to UNICEF report, at 31.8%. Stunting is characterized by a height for age of less than 2 standard deviations (SD), which has long-term effects that can hinder a child's growth and development. One factor that can influence the occurrence of stunting is exclusive breastfeeding. This study aims to analyze the relationship between exclusive breastfeeding and the grading of stunting at toddlers the Malangbong Garut Community Health Center. This research is an analytical observational research approach cross sectional. The research sample came from secondary data taken from the Malngbong Community Health Center's annual report. Data were analyzed using univariate and bivariate tests and carried out the chi-square test. The study involved 643 children as respondents, with 57% of them being predominantly male, and 51.8% were toddlers aged 1–3 years. In this study, the majority of respondents experienced stunting (68.9%), although 76.8% had already received exclusive breastfeeding. The results of the chi-square analysis showed a p-value of 0.944 (>0.05), indicating no significant difference between exclusive breastfeeding and stunting among toddlers at Malangbong Garut Public Health Center. According to research conducted by Nugroho et al., stunting is a multifactorial condition influenced by various factors such as inadequate complementary feeding (MP-ASI), recurrent infections, suboptimal parental knowledge and caregiving, as well as economic factors, which can also contribute to the occurrence of stunting.
Abstrak. United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara, sebesar 31,8%. Stunting ditandai dengan tinggi badan menurut usia kurang dari 2 standar deviasi (SD) yang memiliki efek jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting adalah pemberian ASI Ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ASI Ekslusif dengan derajat stunitng pada balita di Puskesmas Malangbong Garut. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berasal dari data sekunder yang diambil dari laporan tahunan Puskesmas Malngbong. Data dianalisis dengan uji univariat dan bivariat serta dilakukan uji chi-square. Jumlah responden pada penelitian sebanyak 643 anak dimana 57% responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan 51,8% responden berusia batita 1-3 tahun. Pada penelitian ini sebagian besar responden mengalami stunted (68,9%), akan tetapi 76,8% responden mendapat sudah mendapat ASI Ekslusif. Hasil analisis chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,944 (>0,05) yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ASI Ekslusif dengan derajat stunting pada balita di Puskesmas Malangbong Garut. Menurut penelitian yang di lakukan oleh Nugroho, dkk stunting merupakan kondisi multifaktor yang dipengaruhi oleh berbagai penyebab, seperti MP-ASI yang tidak adekuat, infekesi yang berulang, pengetahuan dan pengasuhan orang tua yang tidak optimal, serta ekonomi menjadi faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting.
References
1. Kementrian Ppn B. Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Tpb)/ Sustainable Development Goals (Sdgs). Pedoman Tek Penyusunan Rencana Aksi - Ed Ii Tujuan Pembang Berkelanjutan/ Sustain Dev Goals [Internet]. 2020;53(9):21–5. Available From: Http://Www.Elsevier.Com/Locate/Scp
2. Kemenkes Ri. Infodatin : Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Ri Situasi Balita Pendek. Kementeri Kesehat Republik Indones. 2016;Issn 2442-(Hari Anak Balita 8 April):1–10.
3. World Health Organization. Infographic stunting global target 2025. 2023.
4. United Nations Children’s Fund (Unicef). Southeast Asia Regional Report On Maternal Nutrition And Complementary Feeding. Who. 2021;(October):83.
5. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
6. Kemenkes Ri. Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia. Kementeri Kesehat Ri. 2018;301(5):1163–78.
7. (Unicef) Emd And Hs (Emdhs) Uncf. Stop Stunting A Flagship Programme 2020-2025. 2019;
8. Menteri Kesehatan R. Kepmenkes No. 450 Th. 2004 Tentang Pemberian Asi.Pdf. Kepmenkes Ri. 2004.
9. Mantu Na, Sudirman Aa, Modjo D. Gambaran Status Gizi Penderita Stunting Pada Anak Usia 12-60 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tilango. J Mhs Ilmu Farm Dan Kesehat. 2023;1(3):46–55.
10. Paramitha Ia, Ratna A, Khusnul Pg, Avianti Rn, Ahyar R. Gambaran Kejadian Stunting Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Αγαη. 2024;15(1):37–48.
11. Aprilia D. Perbedaan Risiko Kejadian Stunting Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin. J Kebidanan. 2022;11(2):25–31.
12. Rahayu Pp, Casnuri. Stunting Risk Differences Based On Gender. Semin Nas Unriyo. 2020;1(1):135–9.
13. Rizky Syahputri S, Yuni Astuti Anggraini T. Gambaran Perkembangan Balita Stunting Di Desa Wunung Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I Gunung Kidul Yogyakarta. Media Ilmu Kesehat. 2019;6(3):232–8.
14. Anggraeni T. Gambaran Status Perkembangan Balita Stunting Di Kelurahan Bandarharjo Semarang. 2022;9:356–63.
15. Addawiah R, Hasanah O, Deli H. Gambaran Kejadian Stunting Dan Wasting Pada Bayi Dan Balita Di Tenayan Raya Pekanbaru. J Nutr Coll. 2020;9(4):228–34.
16. Afandi A. Gambaran Kejadian Stunting Pada Anak Usia Sekolah Di Daerah Pertanian. Pro Heal J Ilm Kesehat. 2023;5(1):280–3.
17. Rahayu A, Yulidasari F, Putri Ao, Anggraini L. Stunting Dan Upaya Pencegahannya. Buku Stunting Dan Upaya Pencegahannya. 2018. 88 P.
18. Merin Mediloka, Indri Puji Lestari Rn. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita. J Penelit Perawat Prof. 2023;Volume 6 (:155–64.
19. Simbolon R, Simanihuruk R, Usboko Sn. Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Maubesi Tahun 2023. J Kesehat Komunitas St Elisabeth. 2024;1(02):14–23.
20. Pangkong M. Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 13-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonder. Kesmas. 2017;6(3):1–8.
21. Pradnyawati Igam, Sipahutar Ie, Sulisnadewi Nlk. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. J Gema Keperawatan. 2023;16(2):191–205.
22. Tebi, Dahlia, Wello Ea, Safei I, Rahmawati, Sri Juniarty, Et Al. Literature Review Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting Pada Anak Balita. Fakumi Med J J Mhs Kedokt. 2022;1(3):234–40.
23. Nugroho Mr, Sasongko Rn, Kristiawan M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Usia Dini Di Indonesia. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2021;5(2):2269–76.