Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Tuberculosis Paru di Puskesmas Rau Kota Serang Tahun 2024
Abstract
Abstract. Tuberculosis is a contagious infectious disease that primarily affects the lungs and is caused by Mycobacterium tuberculosis. The disease is transmitted through sneezing, coughing, or spitting. Several factors influence the occurrence of tuberculosis, one of which is nutritional status. Individuals with poor nutritional status are more likely to have a weakened immune system, making them highly susceptible to tuberculosis. This study aims to investigate the relationship between nutritional status and the incidence of pulmonary tuberculosis. The research adopts an observational-analytic method with a cross-sectional approach. Sampling was conducted using a consecutive sampling technique, involving pulmonary tuberculosis patients at Rau Public Health Center, Serang City, in 2024 who met the inclusion criteria. A total of 53 participants were included in the study. Data were collected by measuring height and weight, which were then calculated using the BMI formula. Data analysis was performed using the Fisher Exact Test. The findings revealed a significant relationship between nutritional status and the incidence of pulmonary tuberculosis (p< 0.001). Poor nutritional status increases an individual's vulnerability to tuberculosis infection, especially when in direct contact with tuberculosis patients. Adequate nutritional intake plays a vital role in strengthening the immune system of tuberculosis patients, enabling the body to better resist the disease.
Abstrak. Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menular yang menyerang paru-paru, diakibatkan infeksi Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit tuberkulosis dapat melalui bersin, batuk, atau meludah. Penyakit tuberculosis dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu status gizi, seseorang dengan status gizi buruk maka sistem pertahanan tubuhnyapun akan lemah sehingga dapat rentan terkena tuberculosis. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberculosis paru. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik concecutive sampling pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Rau Kota Serang tahun 2024 yang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 53 orang. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan yang dihitung dalam rumus BMI. Analisa data dilakukan menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru (p<0.001). Status gizi yang buruk dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi tuberkulosis, terutama apabila berinteraksi langsung dengan penderita tuberkulosis. Asupan nutrisi yang baik sangat penting bagi penderita tuberkulosis, karena dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih tahan terhadap penyakit.
References
2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta; 2016.
3. World Health Organization. Tuberculosis. 2023. Available from: https://www.who.int/health-topics/tuberculosis#tab=tab_1
4. Laporan program penanggulangan tuberkulosis tahun 2022. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023.
5. Zhuang L, Yang L, Li L, Ye Z, Gong W. Mycobacterium tuberculosis: immune response, biomarkers, and therapeutic intervention. Sichuan international medical exchange & Promotion association. 2024 Oct 12;5(1):1–33.
6. Hidayat R, Bahar H, Ismail CS. Skrining dan studi epidemiologi penyakit tuberkulosis paru di lembaha permasyarakatan kelas II A kendari tahun 2017. Vol. 2. 2017.
7. Yuniar I, Dwi Lestari S, Sarwono. Hubungan status gizi dan pendapatan terhadap kejadian tuberkulosis paru. Vol. 1, Jurnal Perawat Indonesia. 2017 May;1(1):19–24.
8. Ananthakrishnan R, Jeyaraj A, Palani G, Sathiyasekaran BWC. Socioeconomic impact of TB on patients registered within RNTCP and their families in Chennai, India. Lung India. 2012 Jul;29(3):221–6.
9. Jairani E, Napitupiulu B, Suraya R. Pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan dan tingkat konsumsi gizi makro dan zat gizi mikro pada pasien tuberkulosis paru. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan. 2022 Dec;7(2):138–47.
10. Kesehatan J, Bumi P, Publikasi K,Scince A, Kesehatan A, Samsugito I. Analysis of risk factors to occurrence of lung tuberculosis at the A.Wahab Sjahranie hospital In Samarinda. Vol. 1, JKPBK. 2018.
11. Resta HA, Sandra R, Irman V. Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Status Gizi terhadap Tingginya Angka Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang. Syedza Saintika. 2021;1(1):55–60.
12. Rupang ER, Ginting Y, Veronika S. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Sumatera Utara tahun 2023. Jurnal Ilmiah Keperawatan. 2024;10(1). Available from: http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/Jurnalkeperawatan
13. Azzahra AA, Farich A. Hubungan Status Gizi, Keterpaparan Rokok Dan Riwayat Kontak Serumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Professional Health Journal. 2024;5(2):654–70.
14. Mardjoen MM, Kepel BJ, Tumurang MN. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) Pari di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado. 2019 Jan;2(1):46–52.
15. Rasyid M, St.Marwah, Murlan. Hubungan Status Gizi, Pengetahuan dan Pendapatan dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2024. Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna . 2024 Sep;3(3):340–50.
16. Nanda Putri A. Hubungan faktor lingkungan fisik, sosial dan ekonomi dengan kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Kesehatan. 2021;1(1):6–15. Available from: http://sehati.pelantarpress.co.id/|6.
17. Pakpahan JY. Hubungan Perilaku Merokok dan Status Gizi dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Poli Paru RSUD Kota Dumai. Journal of Nursing and Public Health. 2019 Aug;2(2):17–22.
18. Rahmadani E, Nasuha AR, Midiawati. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Penderita TB Paru di wilayah Puskesmas Suka Makmur dan Puskesmas Seblat Bengkulu Utara tahun 2018. Journal of Nursing and Public Health. 2018 Oct;6(2):19–23.
19. Aristiana CD, Wartono M. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Multi Drug Resistance Tuberkulosis (MDR-TB). Jurnal Biomedika dan Kesehatan. 2018 Jun;1(1). Available from: https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2018.v1.65-74.
20. Maelani T, Cahyati WH. Karakteristik Penderita, Efek Samping Obat dan Putus Berobat Tuberkulosis Paru. Higeia Journal of Public Health Research and Development . 2019 Apr;3(1):626–34. Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.
21. Karlina N, Aris M, Sendra E, Sanaky J, Yulia M. Hubungan Status Ekonomi dan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru. Ensiklopedia of Journal. 2024 Jan 3;6(2):318–23. Available from: http://jurnal.ensiklopediaku.org
22. Yusuf RN, Nurleli. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian TB Paru. Kesehatan Saintika Meditory Volume. 2018;1(1):35–44. Available from: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id