Hubungan Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies pada Santri SMP di Pondok Pesantren X Karawang Tahun 2024
Abstract
Abstract. Scabies is a contagious skin disease caused by infestation of the Sarcoptes scabiei mite. Personal hygiene factors, such as skin cleanliness, clothing hygiene, and environmental sanitation, influence the prevalence of this disease. This study aimed to determine the level of personal hygiene among students, the prevalence of scabies, and the relationship between these factors at Pondok Pesantren X Medangasem Karawang. The study used an analytical observational design with a cross-sectional approach involving 79 junior high school students selected through simple random sampling. Data were collected through questionnaires and physical examinations using digital photo analysis reviewed by a Dermatology and Venereology Specialist. Data analysis was conducted using univariate and bivariate methods with the Chi-Square test. The findings indicated that most students had good personal hygiene (84.8%), with specific hygiene categories such as clothing (93.7%), skin (100%), and genital hygiene (100%) categorized as clean. However, certain aspects still required improvement, particularly hand and nail hygiene (41.8%). Based on the photo analysis conducted by the Dermatology and Venereology Specialist, no cases of scabies were found (0%), making further bivariate statistical analysis impossible. Despite the absence of scabies cases, other skin conditions were identified.
Abstrak. Skabies merupakan salah satu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Faktor kebersihan diri, seperti kebersihan kulit, pakaian, dan lingkungan memengaruhi prevalensi penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan diri pada santri, prevalensi kejadian skabies, dan hubungan antara keduanya di Pondok Pesantren X Karawang. Penelitian menggunakan metode desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dengan subjek penelitian sebanyak 79 santri SMP yang dipilih melalui metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dilakukan pemeriksaan fisik menggunakan teknik digital foto analisis yang dianalisis oleh Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Sebagian besar santri memiliki tingkat kebersihan diri yang baik (84,8%), dengan kategori bersih untuk kebersihan pakaian (93,7%), kulit (100%), dan alat kelamin (100%), namun terdapat beberapa aspek yang perlu perbaikan, seperti kebersihan tangan dan kuku (41,8%). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi melalui foto analisis tidak ditemukan kejadian skabies (0%), sehingga tidak dapat dilakukan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tidak terdapat kejadian skabies tetapi terdapat penyakit kulit lainnya.
References
2. Word Health Organization (WHO). Scabies [Internet]. 2023. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/scabies
3. El-Moamly AA. Scabies as a Part of the World Health Organization Roadmap for Neglected Tropical Diseases 2021–2030: What We Know and What We Need to Do for Global Control. Vol. 49, Tropical Medicine and Health. BioMed Central Ltd; 2021.
4. Nadiya A, Listiawaty R, Wuni C, Masyarakat K, Kesehatan Masyarakat P, Harapan Ibu S. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Penyakit Scabies pada Santri di Pondok Pesantren. Vol. 2, Contagion :Scientific Periodical of Public Health and Coastal. 2019.
5. Anisa Firdaus F, Nurapandi A, Kusumawaty J. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Skabies pada Santri di Pondok Pesantren Miftahul Amin. 2022.
6. Hannan M, Keperawatan I, Sumenep U. Pengaruh Kebiasaan Personal Hygiene terhadap Kejadian Skabies. 2022.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Skabies. 2022;
8. Giovano Imartha A, Wulan AJ, Saftarina F, Faktor-Faktor |, Berhubungan Y, Skabies K, et al. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Jabal An-Nur Al-Islami Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. 2017.
9. Gunardi KY, Sungkar S, Irawan Y, Widaty S, Cipto Mangunkusumo J. Level of Evidence Diagnosis Skabies Berdasarkan Oxford Centre for Evidence-Based Medicine Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. 2022;10(3). Available from: https://doi.org/10.23886/ejki.10.224.276
10. Ramadhan A, Roybafie Y, Tohri T. Hubungan Pengetahuan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Skabies di Pesantren Cinta Wali Kabupaten Cianjur Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Rajawali. 2023 Feb 3;12(2):14–7.
11. Elzatillah E, Surasri S. Gambaran Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Tradisional dan Pondok Pesantren Modern. 2019;
12. Wibianto A, Santoso ID. Penelitian Prevalensi Penderita Skabies di Puskesmas Ciwidey Jawa Barat dalam Periode 5 Tahun (2015-2020) : Studi Retrospektif. 2020;1.
13. Sundas A, Contreras I, Mujahid O, Beneyto A, Vehi J. The Effects of Environmental Factors on General Human Health: A Scoping Review. Vol. 12, Healthcare (Switzerland). Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI); 2024.
14. Sa’adatin M, Ismail TS. Hubungan Higiene Peorangan, Sanitasi Lingkungan dan Riwayat Kontak dengan Kejadian Skabies. 2015;
15. Nadiya A, Listiawaty R, Wuni C. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Penyakit Scabies di Pondok Pesantren Sa’adatuddaren. Vol. 2, Contagion :Scientific Periodical of Public Health and Coastal. 2019.
16. Sulistiarini F, Porusia M, Asyfiradayati R, Halimah S. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren. Jurnal Kesehatan. 2022 Dec 10;15(2):137–50.
17. Trasia RF. Configuration of Atypical Scabies as The Great Imitator. Tirtayasa Medical Journal. 2022 May 31;1(2):61.
18. Hidayat N, Putri Nurlela I, Nurapandi A, Utami Asmarani S, Setiawan H. Association between Personal Hygiene Behavior and Sleeping Quality on Scabies Incidence. International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS). 2022 Aug 21;5(4):351–9.
19. Badan Meteorologi K dan G (BMKG). Suhu Cuaca Karawang. 2024;
20. Kang S, Amagai M, Bruckner A. Fitzpatrick’s Deramtology 9th Edition.
21. Damayanti N. Peran Vitamin D pada Fungsi Sawar Permeabilitas Kulit. Vol. 48, CDK Edisi CME-4. 2021.
22. Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan. Meningkatnya Penyakit Dermatitis Atopik. 2015;