Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting di Posyandu Anyelir 6 Desa Kertawangi Kabupaten Bandung Barat Tahun 2024

  • Khairunnisa Surya Pratiwi Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
  • M. Nurhalim Shahib Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung
  • Siti Annisa Devi Trusda Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung
Keywords: Tingkat Pengetahuan Ibu, Stunting, Desa Kertawangi

Abstract

Abstract. Stunting remains a significant issue in Indonesia, with a prevalence rate of approximately 24.4%. In West Java Province, specifically in Bandung Regency, the incidence reaches 8.85%, equivalent to 20,461 children under five. Maternal knowledge plays a critical role in the occurrence of stunting. This study aims to analyze the relationship between maternal knowledge levels and maternal age with stunting cases in Anyelir 6 Posyandu Kertawangi Village West Bandung Regency. The research employed a quantitative analytical observational method with a cross-sectional design and simple random sampling technique. The subjects were mothers with children under five in Anyelir 6 Posyandu Kertawangi Village in 2024, totaling 45 participants aged between 17–45 years. Primary data were collected using a questionnaire about stunting. Data were analyzed using the Fisher Exact statistical test. The results showed a statistically significant relationship between maternal knowledge level and stunting occurrence (p=0.019). These findings suggest that other factors may contribute to stunting, such as dietary patterns, poor sanitation, childhood infections, low socioeconomic status, and sociocultural factors.

Abstrak. Stunting masih menjadi masalah di Indonesia sekitar 24,4%. Salah satunya Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung mencapai 8,85% atau setara 20.461 balita. Pengetahuan ibu berperan terhadap kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan usia ibu dengan kejadian stunting di Posyandu Anyelir 6 Desa Kertawangi, Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif analitik observasional dengan desain cross-sectional dan teknik pengambilan simple random sampling. Subjek pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Posyandu Anyelir 6 Desa Kertawangi tahun 2024 sebanyak 45 orang yang berusia 17-45 tahun. Data diambil secara primer menggunakan kuesioner tentang stunting. Data dianalisis dengan uji statistik Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian stunting (p=0.019). Hasil ini dapat disebabkan karena banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi stunting, yaitu pola makan, sanitasi yang buruk, penyakit infeksi pada anak, status ekonomi rendah, dan sosial budaya.

References

[1] Hermawan SI, Yani DI, Yulianita H, Rahayuwati L. (2003). Hubungan pengetahuan ibu balita mengenai stunting dan perilaku pemberian asi eksklusif. Journal of nursing care, 6(2).
[2] Rahayu A. (2014). Risiko pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 6-23 bulan. Panel Gizi Makan, 37(2):129–36.
[3] Darmini NW, Fitriana LB, Vidayanti V. (2022). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun. Community of publishing in nursing, 10(2):160.
[4] Paramita LDA, Devi NLPS, Nurhesti POY. (2021). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu mengenai stunting dengan kejadian stunting di desa tiga, susut, bangli. Community of publishing in nursing, 9(3):323.
[5] Nursa’iidah S. (2022). Pendidikan, pekerjaan dan usia dengan pengetahuan ibu balita tentang stunting. Indonesian jurnal of health development, 4(1).
[6] Rahmah AA, Yani DI, Eriyani T, Rahayuwati L. (2023). Hubungan pendidikan ibu dan keterpaparan informasi stunting dengan pengetahuan ibu tentang stunting. Journal of nursing care, 6(1).
[7] Makhmudah S. (2018). Hakikat ilmu pengetahuan dalam perspektif modern dan islam. Al murrabi, 4(2):202–17.
[8] Setiawati L. (2015). Pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Jurnal pendidikan, 16(1):65–73.
[9] Jumriani P. (2020). Faktor pengetahuan dan tingkat pengetahuan, 19(2):7–13.
[10] Dewi RM, Perdhana MS. (2016). Peran gender, usia, dan tingkat pendidikan terhadap organizational citizenship behavior (ocb). Diponegoro journal of management, 5(2):1–9.
[11] Meisartika R, Safrianto Y. (2021). Karakteristik gaya kepemimpinan terhadap kinerja kerja pegawai kantor camat meureubo kabupaten aceh barat. jurnal ilmiah akuntansi dan keuangan, 4(2).
[12] Kartika C, Suryani YD, Garna H. (2020). Hubungan stunting dengan perkembangan motorik kasar dan halus anak usia 2–5 tahun di desa panyirapan, kecamatan soreang kabupaten bandung. Jurnal integrasi kesehatan & sains, 2(2).
[13] Malnutrition. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
[14] Kualitas manusia ditentukan pada 1000 hari pertama kehidupannya. https://kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/kualitas-manusia-ditentukan-1000-hari-pertama-kehidupannya
[15] Alfarisi R, Nurmalasari Y, Nabilla S. (2019). Status gizi ibu hamil dapat menyebabkan kejadian stunting pada balita, 5:271–8.
Published
2025-02-01