Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Pola Makan Anak dengan Stunting

  • Suci Qaashiraathuth Tharfi Fauziah Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
  • Heni Muflihah Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung
  • Adjat S. Rasjad Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung

Abstract

Abstract. Stunting is a global health issue characterized by inadequate height for age in children under five years old (toddlers). Maternal height plays a significant role in determining a child's height, while improper feeding practices increase the risk of stunting. This study analyzed the relationship between maternal height and child feeding practices with stunting at Mangunreja Public Health Center in 2024. This quantitative observational study employed a cross-sectional design involving 119 toddlers and their mothers. Maternal height was measured using a stadiometer, and feeding practices were assessed using a modified, validated Indonesian version of the Child Feeding Questionnaire (CFQ). The results indicated that 30 children (25.2%) were stunted, 62 mothers (52.1%) had short stature, and 98 children (82.3%) received proper feeding. Chi-square analysis showed a significant relationship between maternal height and child feeding practices with stunting (p = 0.0001). The Prevalence Ratio (PR) revealed that children of short-statured mothers were 3.69 times more likely to be stunted, and those with improper feeding practices were 3.1 times more likely to experience stunting. These findings emphasize the need for maternal nutritional interventions and proper feeding practices to reduce stunting prevalence.

Abstrak. Stunting merupakan masalah kesehatan global yang ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai usia pada anak di bawah lima tahun (balita). Tinggi badan ibu berpengaruh signifikan terhadap tinggi anak dibanding dengan tinggi ayah, sementara pola makan tidak tepat dapat meningkatkan risiko stunting.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tinggi badan ibu dan pola makan anak dengan kejadian stunting di Puskesmas Mangunreja tahun 2024. Penelitian observasional analitik kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional pada 119 balita dan ibunya. Tinggi badan ibu diukur menggunakan stadiometer, sedangkan pola makan anak dinilai menggunakan Child Feeding Questionnaire (CFQ) yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia serta telah diuji validitas dan reabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting sebanyak 30 anak (25,2%). Ibu pendek sebanyak 62 orang (52,1%), dan anak dengan pola makan tepat sebanyak 98 anak (82,3%). Analisis Chi-Square menunjukkan hubungan signifikan antara tinggi badan ibu dan pola makan anak dengan kejadian stunting (p=0,0001). Prevalence Ratio (PR) menunjukkan anak dari ibu pendek berisiko 3,69 kali lipat lebih tinggi mengalami stunting, sementara anak dengan pola makan tidak tepat berisiko 3,1 kali lipat lebih tinggi. Hasil ini menekankan pentingnya intervensi perbaikan gizi ibu dan pola makan anak untuk mencegah stunting.

References

World Health Organization. (2014). Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal & Child Nutrition, 14(4), e12617. https://doi.org/10.1111/mcn.12617
Hayati, N., & Helty, M. R. (2022). Hubungan pola asuh pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di UPT Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2021. Jurnal Maternitas Kebidanan, 7(1), 169–178.
Widiyarti, E. S., Nurzihan, N. C., & Muhlishoh, A. (2023). Hubungan tinggi badan ibu, riwayat ASI eksklusif dan berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada balita 24–59 bulan. Gizi Kerja dan Produktivitas, 4(2), 144–150.
Fitriahadi, E. (2018). Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah, 14(1), 15–24.
Hanum, N. H. (2019). Hubungan tinggi badan ibu dan riwayat pemberian MP-ASI dengan stunting. Children’s Amerta Nutrition, 10(1), 78–84.
Doré, C. (1994). La promotion de la science et de la technologie: les gouvernements locaux et les instruments d’intervention à l’intérieur de la zone métropolitaine de Québec. Ottawa: National Library of Canada.
Aryani, N., & Syapitri, H. (2021). Hubungan pola pemberian makan dengan status gizi balita di Bagan Percut. Jurnal Keperawatan Priority, 4(1), 135–145.
Alfarisi, R., Nurmalasari, Y., & Nabilla, S. (2019). Status gizi ibu hamil dapat menyebabkan kejadian stunting pada balita. Jurnal Agromedicine and Medical Sciences, 5(1), 1–7.
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
Fitriahadi, E. (2018). Tinggi badan ibu dan risiko stunting pada balita. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah, 14(1), 15–24.
Perchard, R., Murray, P. G., & Clayton, P. E. (2023). Short stature: Genetic testing. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 108(4), 1007–1017. https://doi.org/10.1210/clinem/dgad020
Rufaida, F., Raharjo, A. M., Handoko, A., et al. (2020). Hubungan faktor keluarga dan rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita di tiga desa wilayah kerja Puskesmas Sumberbaru Jember. Jurnal Agromedicine and Medical Sciences, 6(1), 1–6.
Balamurugan, V., Joseph, K., Kurian, R., & Joseph, T. (2020). How short is too short? Comparison of maternal height with delivery outcome in short stature pregnancies. British Journal of Medical and Health Sciences, 2(1), 49–53. Retrieved from http://www.jmhsci.org
Subarkah, T., & Rachmawati, D. (2021). Pola pemberian makan terhadap peningkatan status gizi pada anak usia 1–3 tahun. Jurnal Maternitas dan Nutrisi, 6(2), 111–120
Published
2025-01-31