Perbedaan Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Feses pada Balita Diare Akut Disentri dengan Diare Akut Non Disentri di RSUD Al-Ihsan Periode 2023
Abstract
Abstract. Acute diarrhea can be classified based on its manifestations into acute dysentery and non-dysentery diarrhea. Macroscopic and microscopic stool examinations are key modalities in distinguishing the diagnosis.This study aimed to identify differences in macroscopic and microscopic stool examination results between children with acute dysentery diarrhea and acute non-dysentery diarrhea treated at RSUD Al-Ihsan Bandung during the 2023 period. Macroscopic examination revealed that stool color in children with dysentery diarrhea was dominated by green and yellow (33,9%), while in non-dysentery diarrhea, the majority had yellow stool (60.7%). Stool texture in the dysentery group varied more, with thick and soft textures dominating (44.6%), whereas in the non-dysentery group, soft texture was predominant (84%). Blood and mucus were found in 100% of stools from dysentery cases but were absent in non-dysentery cases. Microscopic results showed increased erythrocyte counts in 93% of dysentery cases, compared to only 1% in non-dysentery cases. Leukocyte counts increased in 100% of dysentery cases but were absent in non-dysentery cases. Helminth eggs were more frequently found in the dysentery group (23%) than in the non-dysentery group (10%), and amebas were more common in dysentery cases (14%). Most children in both groups exhibited bacterial presence in their stools, with 96% in the dysentery group and 76% in the non-dysentery group. This study underscores the importance of stool examinations in distinguishing the etiology of diarrhea in children.
Abstrak. Diare akut dapat diklasifikasikan berdasarkan manifestasinya menjadi diare akut disentri dan non disentri. Pemeriksaan feses secara makroskopis maupun mikroskopis adalah salah satu modalitas dalam membedakan diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan hasil pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis antara balita dengan diare akut disentri dan diare akut non-disentri yang dirawat di RSUD Al-Ihsan Bandung pada periode 2023. Pemeriksaan makroskopis menunjukkan bahwa warna feses pada balita dengan diare disentri didominasi warna hijau dan kuning (33,9%), sedangkan pada diare non-disentri, mayoritas feses berwarna kuning (60,7%). Tekstur feses pada kelompok disentri lebih bervariasi, dengan dominasi tekstur kental dan lembek (44,6%), sementara pada kelompok non-disentri, tekstur lembek mendominasi (84%). Darah dan lendir ditemukan pada 100% feses balita disentri, sedangkan tidak ditemukan pada balita non-disentri. Hasil mikroskopis menunjukkan peningkatan jumlah eritrosit pada 93% balita disentri, sementara pada kelompok non-disentri hanya 1%. Peningkatan jumlah leukosit ditemukan pada 100% balita disentri dan 0% pada balita non-disentri. Telur cacing ditemukan lebih sering pada kelompok disentri (23%) dibandingkan non-disentri (10%), sementara ameba lebih sering ditemukan pada balita disentri (14%). Mayoritas balita dari kedua kelompok menunjukkan keberadaan bakteri dalam fesesnya, masing-masing 96% pada kelompok disentri dan 76% pada kelompok non-disentri. Penelitian ini menegaskan pentingnya pemeriksaan feses untuk membedakan etiologi diare pada balita.
References
2. Camilleri MMJA McGraw Hill Medical. 2024 [diunduh 22 Februari 2024]. Diare dan sembelit. Tersedia dari: https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx? bagianid=262790621&bookid=3095&Hasil klik=2#1197684343 3. Organisasi Kesehatan Dunia. Organisasi Kesehatan Dunia. 2017 [diunduh 22 Februari 2024]. Penyakit diare. Tersedia dari: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease
4. ID Florez, Anak-Anak LFBAC. Curr Infect Dis Rep. 2022 [diunduh 17 Feb 2024]. Diare infeksi akut dan gastroenteritis pada anak-anak. Tersedia dari: https://link.springer.com/article/10.1007/s11908-020-0713-6
5. Oktavianisya N, Yasin Z AS. Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram. 2023. Kejadian diare pada balita dan faktor risikonya. [diunduh 22 Feb 2024]. Tersedia dari: https://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/264
6. Labado N, Wulandari RA. Hubungan sumber air minum dengan kejadian diare di Provinsi Gorontalo. J Medika Hutama. 2022;3(4):402–6.
7. Direktorat P2PM. Laporan Kinerka Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular tahun 2022. Jakarta: Direktorat P2PM Kemkes RI; 2022.
8. Haikal M, Soleha UT, Lisiwanti R. Hubungan jumlah leukosit darah dan pemeriksaan mikroskopis feses terhadap penyebab infeksi pada penderita diare akut usia 2–5 tahun yang dirawat di RSUD Ahmad Yani Kota Metro. Profesi Medis Medula J Lampung. 2020;10(1):98-103.
9. Aranda-Michel J, Giannella RA. Diare akut: ulasan praktis. Saya J Med. 1999;106(6):670–6.
10. Shabella S, Ringoringo HP, Noor MS. Manifestasi klinis dan profil hematologi balita dengan diare akut di RSD Idaman Banjarbaru tahun 2020-2021. 3 Desember 2022;5(3):509–18.
11. Nurusabila SH, Mulyati R. Penerapan akupresur terhadap diare pada anak balita dengan gastroenteritis di ruang melati rumah sakit dustira:laporan kasus. J Kesehatan Kartika. 2024;19(2).
12. Kadim M. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2016 Warna tinja, apakah berhubungan dengan penyakit? [diunduh 25 Desember 2024]. Tersedia dari: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/warna-tinja-apakah-berhubungan-dengan-penyakit
13. Firmansyah A. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Tahun 2015 Tinja bayi: normal atau tidak?
14. Vubil D, Acácio S, Quintó L, Ballesté-Delpierre C, Nhampossa T, Kotloff K, dll. Fitur klinis, faktor risiko, dan dampak pengobatan antibiotik diare yang disebabkan oleh Shigella pada anak-anak kurang dari 5 tahun di Distrik Manhiça, pedesaan Mozambik. Infeksi Obat Tahan. 2018 Oktober;11:2095–106.
15. Akhondi H, Simonsen KA. Diare bakteri. Perpustakaan Kedokteran Nasional. Januari 2024.
16. Pakbin B, Brück WM, Brück TB. Mekanisme molekuler Patogenesis Shigella; kemajuan terbaru. Int J Mol Sci. 26 Januari 2023;24(3):2448.
17. Karpman D, Ståhl AL. Patogenesis Escherichia coli enterohemorrhagic dan respons inang. Mikrobiol Spektrum. 19 Sep 2014;2(5). doi: 10.1128/microbiolspec.EHEC-0009-2013.
18. Al-Tameemi K, Kabakli R. Ascaris lumbricoides: epidemiologi, diagnosis, pengobatan, dan pengendalian. J Farmasi Asia Klinis Res. 2020 Apr 6:8-11. DOI:10.22159/ajpcr.2020.v13i4.36930
19. Ponzo E, Midiri A, Manno A, Pastorello M, Biondo C, Mancuso G. Wawasan tentang epidemiologi, patogenesis, dan diagnosis diferensial schistosomiasis. Imunol Mikrobiol Eur J (Bp). 2024 14 Mei;14(2):86–96.
20. Li Y, Xia S, Jiang X, Feng C, Gong S, Ma J, dll. Mikrobiota usus dan diare: ulasan terbaru. Sel Depan Menginfeksi Mikrobiol. 15 April 2021;11:625210. doi: 10.3389/fcimb.2021.625210.