Hubungan Antara Kemiskinan dengan Kejadian Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Kota Bandung Tahun 2015–2020

  • Nurul Izzati Fauzia Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Agung Firmansyah Sumantri Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Ismet Muchtar Nur Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
Keywords: Anemia, Anemia Defisiensi Zat Besi, Kemiskinan

Abstract

Abstract. Anemia is a condition where red blood cells do not meet the body's physiological needs, this occurs because the erythrocytes in the body are not balanced. The condition of anemia often occurs in pregnant women, the most common occurrence is iron deficiency anemia and this condition has serious consequences for the mother and fetus. There are several factors that can cause pregnant women to experience iron deficiency anemia, one of which is economic level. Economic level is measured from the poverty level based on daily calorie intake. Poverty is a condition caused by cultural factors in a partickeular area that occur in a particular person or group of people, thereby causing them to remain attached to poverty. This study aims to determine the relationship between economic level and the incidence of iron deficiency anemia in pregnant women in Bandung City. The method used in this research was a retrospective cohort approach. The data used is secondary data from the Bandung City Health Service and the Bandung City Central Statistics Agency. Statistical tests use Spearman rank. The research results show a value of p=0.704 (p>0.05). The conclusion is that there is no relationship between economic level and the incidence of iron deficiency anemia in pregnant women in Bandung City in the 2015-2020 period. This is because economic level is a factor that indirectly influences the incidence of anemia.

Abstrak. Anemia merupakan kondisi sel darah merah yang tidak memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, ini terjadi karena eritrosit didalam tubuh tidak seimbang. Kondisi anemia pun sering terjadi pada wanita hamil, insidensi yang sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi dan keadaan ini memiliki konsekuensi serius untuk ibu dan fetus. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita hamil mengalami anemia defisiensi zat besi, salah satunya tingkat ekonomi. Tingkat ekonomi dinilai dari tingkat kemiskinan berdasarkan asupan kalori per hari. Kemiskinan merupakan keadaan yang disebabkan oleh faktor budaya suatu daerah tertentu yang terjadi pada seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil di Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Badan Pusat Statistika Kota Bandung. Uji statistik menggunakan rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,704 (p>0,05). Kesimpulannya tidak ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil di Kota Bandung pada periode tahun 2015-2020. Hasil ini disebabkan karena tingkat ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung terhadap kejadian anemia.

References

Who and M. Chan, “Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity,” Geneva, Switzerland: World Health Organization, pp. 1–6, 2011, doi: 2011.

K. V. Patel, “Epidemiology of Anemia in Older Adults,” Semin Hematol, vol. 45, no. 4, pp. 210–217, Oct. 2008, doi: 10.1053/j.seminhematol.2008.06.006.

F. A. Kanu, H. C. Hamner, K. S. Scanlon, and A. J. Sharma, “Morbidity and Mortality Weekly Report Anemia Among Pregnant Women Participating in the Special Supplemental Nutrition Program for Women, Infants, and Children-United States, 2008-2018,” 2022. (Online). Available: https://www.cdc.gov/mmwr/mmwr_continuingEducation.html

Kemenkes RI, “KERANGKA KONSEP.”

C. Breymann, “Iron Deficiency Anemia in Pregnancy,” 2015.

S. Garzon, P. M. Cacciato, C. Certelli, C. Salvaggio, M. Magliarditi, and G. Rizzo, “Iron Deficiency Anemia in Pregnancy: Novel Approaches for an Old Problem.,” Oman Med J, vol. 35, no. 5, p. e166, Sep. 2020, doi: 10.5001/omj.2020.108.

J. B. Sharma and M. Shankar, “Anemia in pregnancy,” in Journal International Medical Sciences Academy, Oct. 2010, pp. 253–260. doi: 10.3329/medtoday.v26i1.21314.

A. Minasi, S. Susaldi, I. Nurhalimah, N. Imas, S. Gresica, and Y. Candra, “Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil,” Open Access Jakarta Journal of Health Sciences, vol. 1, no. 2, pp. 57–63, Nov. 2021, doi: 10.53801/oajjhs.v1i3.21.

Kementrian Kesehatan, “Rencana aksi kegiatan pusat analisis determinan kesehatan 2016 - 2019 ,” pp. 2–2, 2016.

A. Datto and Noor, “Social determinants of health,” World Health Organization.

BPS, “Pengenalan indikator kemiskinan dan ketimpangan.”

S. Sandy, “Analisis faktor-faktor penghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat di kampung hiripau distrik mimika timur kabupaten mimika,” 2017. (Online). Available: www.academia.edu/29436541/EKO

Bada Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat, “Pengenalan indikator kemiskinan dan ketimpangan,” 2023.

Dinas Kesehatan Kota Bandung, Profil kesehatan Kota Bandung. 2021.

D. A. Deswati1, N. Suliska, and S. Maryam, “Pola Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak.”

S. Prawirohardjo, Ilmu kebidanan, 4th ed.

Adinda Fitri Amaris, Hana Sofia Rachman. Pengaruh Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera) terhadap Kadar Hemoglobin pada Pasien Anemia. J Ris Kedokt. 2022 Dec 21;123–34.

Setiarni SSAHW. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Status Ekonomi Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. J Kesehat Masy (Journal Public Heal. 2019;5(3).

Published
2024-02-17