Gambaran Faktor Risiko Status Gizi dan Riwayat Kejang Keluarga pada Anak Kejang Demam di RS Al Islam Bandung periode 2021–2022

  • Andika Ilham Rahmadi Prianza Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Herry Garna Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Buti Azfiani Azhali Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
Keywords: Riwayat Keluarga, Kejang Demam, Status Gizi

Abstract

Abstract. Febrile seizures are seizures in children aged 6-60 months (peak 12–18 months) and are triggered by a body temperature of  38°C (100.4°F) or higher, which is not the result of CNS infection or metabolic imbalance, and occurs without a previous history of febrile seizures. Febrile seizures have various risk factors, one of which can be seen from nutritional status and family history of seizures. This study aims to determine the risk factors for nutritional status and family history of seizures in children with febrile seizures at Al Islam Hospital Bandung for the 2021-2022 period. Researchers used descriptive methods with total sampling techniques in sampling and calculated the frequency distribution. The population selected in this study were inpatients/outpatients/polyclinics/ICU pediatric patients aged 6 months-5 years who were diagnosed with febrile seizures based on medical record data. With the sampling technique, namely total sampling, the number of research samples obtained was 184 children. The results of this study are: (1) The nutritional status of children with febrile seizures mostly had normal nutritional status (-2 to 2) as much as 52.2%, underweight nutritional status (-3 to <-2) as much as 24.5%, very underweight nutritional status (<-3) as much as 22.3%, and obese nutritional status (>2) as much as 1.0%; (2) Most children with febrile seizures did not have a family history of seizures compared to having a family history of seizures (77.7% versus 22.3%).

Abstrak. Kejang demam adalah kejang pada anak usia 6–60 bulan (puncaknya 12–18 bulan)  dan dicetus oleh suhu badan 38°C (100,4 ° F) atau lebih tinggi, yang bukan merupakan hasil infeksi SSP atau ketidakseimbangan metabolisme, dan terjadi tanpa adanya riwayat kejang demam sebelumnya. Kejang demam memiliki faktor risiko yang bervariasi salah satunya dapat dilihat dari status gizi dan riwayat kejang keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko status gizi dan riwayat kejang keluarga pada anak kejang demam di RS Al Islam Bandung periode 2021–2022. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling dalam pengambilan sampel dan dihitung distribusi frekuensinya. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pasien anak rawat inap/jalan/poliklinik/IGD usia 6 bulan–5 tahun yang didiagnosis kejang demam berdasarkan data rekam medik. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 184  anak. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Status gizi anak kejang demam sebagian besar memiliki status gizi normal (-2 s.d. 2) sebanyak 52,2%, status gizi kurus (-3 s.d. <-2) sebanyak 24,5%, status gizi sangat kurus (<-3) sebanyak 22,3%, dan status gizi gemuk (>2) sebanyak 1,0%; (2) Sebagian besar anak kejang demam tidak mempunyai riwayat kejang keluarga dibanding dengan mempunyai riwayat kejang dalam keluarga (77,7% versus 22,3%).

References

Komalawati V, Alfarijah DA. Tanggung jawab orang tua atas kesehatan anak penderita gangguan jiwa sebagai hak asasi manusia. J Ilm Gal Justisi. 2020 Sep;8(2):145–67.

Nurhayati HK, Susilawati F, Amatiria G. Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian kejang demam pada pasien anak di rumah sakit dalam wilayah Propinsi Lampung. J Keperawat. 2017 Apr 1;9(1):94–102.

Kliegman RM, St JW, Iii G, Blum NJ, Bennett WH. Nelson Textbook of Pediatrics 21 edition. 2020:12072–80.

Sawires R, Buttery J, Fahey M. A review of febrile seizures: recent advances in understanding of febrile seizure pathophysiology and commonly implicated viral triggers. Front Pediatr 2022 Jan 13;9:1–8.

Hardika P, Mahalini S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kejang demam berulang pada anak di RSUP Sanglah Denpasar. E J Medika. 2019 Apr;8(4):1–9.

Arifuddin A. Analisis faktor risiko kejadian kejang demam di ruang perawatan anak RSU Anutapura Palu. Healthy Tadulako J. 2016 Jul;2(2):60–72.

Kastiano RFD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap orang tua dalam penatalaksanaan kejang demam pada balita usia 1–5 tahun di Rumah Sakit Cito Karawang tahun 2016. Surya Med J Ilm Keperawat. 2016.

Eskandarifar A, Fatolahpor A, Asadi G, Gaderi I. The risk factors in children with simple and complex febrile seizures: An epidemiological study. Int J Pediatr. 2017 Jun 1;5(6):5137–44.

Anggraini D, Hasni D. Kejang demam. SCIENA [Internet]. 2022 Jun;1(4):[7 hlm] [diunduh 25 Desember 2023]. Tersedia dari: http://journal.scientic.id/index.php/sciena/ issue/view/4

Chung S. Febrile seizures. Korean J Pediat. 2014;57(9):384–95.

Wardhani AK. Kejang demam sederhana pada anak usia satu tahun 2013. Med J. 2013 Sep;1(1):58–66.

Jang HN, Lee EH. Impact of influenza infection on febrile seizures: clinical implications. Child Neurol. 2018 Dec 31;26(4):221–6.

Ismet I. Kejang demam. JKM. 2017 Sep 21;1(1):41–44. Doi: https://doi: Org/10.26891/JKM/1(1).2017.41–44.

Intania R, Dimiati H, Ridwan A. Hubungan status gizi dengan usia kejang demam pertama pada anak. Sari Pediatr. 2021 Jun;23(1):28–35.

Bestari Yuniah, Yudi Feriandi, and Fajar Awalia Yulianto, “Proporsi Konsumsi Junk Food dan Status Gizi Berlebih di Mahasiswa Kedokteran,” Jurnal Riset Kedokteran, pp. 69–74, Dec. 2023, doi: 10.29313/jrk.v3i2.2878.

N. E. Putri, M. Y. Andarini, and S. Achmad, “Gambaran Status Gizi pada Balita di Puskesmas Karang Harja Bekasi Tahun 2019,” Jurnal Riset Kedokteran, vol. 1, no. 1, pp. 14–18, Jul. 2021, doi: 10.29313/jrk.v1i1.108.

Published
2024-02-12