Hubungan Stres Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Tingkat Ketidakhadiran (absenteissm) pada Karyawan di Instalasi Farmasi RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi

  • Fani Fitriani Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Siska Nia Irasanti Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
  • Budiman Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Indonesia
Keywords: Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Ketidakhadiran

Abstract

Abstract.   Workplace stress occurs when the demands and pressures of a job exceed an individual's abilities and knowledge. It becomes a problem and can be caused by factors such as the type of job, individual vulnerabilities, and poor organizational work systems. Lack of job satisfaction can also be a major trigger for workplace stress. . At RSUD Syamsudin SH, a referral hospital in the city of Sukabumi, there is a high risk of workplace stress. The number of patient visits that continues to increase every year can have serious impacts, both physically and mentally, and on organizational performance.. Therefore, there is a need for attention and actions to address workplace stress in the environment of RSUD Syamsudin SH in order to minimize its negative impacts. This study aims to determine the relationship between job stress and job satisfaction with the level of absenteeism in Pharmacy Installation Employees at Syamsudin SH Hospital. The research method used was analytic observational with cross sectional research design. Total sampling technique amounted to 97 employees. In this study, the independent variable is job stress and job satisfaction and the dependent variable is absenteeism. Data analysis using one way anova. Research on 97 employees showed that most experienced moderate levels of work stress (53.60%), moderate job satisfaction (42.30%) and the highest number of absences reached 42 days. The statistical test results showed that there was a significant relationship between work stress and absenteeism (p-value=0.000<0.05) and there was no significant relationship between job satisfaction and absenteeism (p-value=0.491>0.05).

Abstrak. Stress kerja terjadi ketika tuntutan dan tekanan pekerjaan melebihi kemampuan dan pengetahuan seseorang. Ini menjadi masalah dan dapat disebabkan oleh faktor seperti jenis pekerjaan, kerentanan individu, dan sistem kerja organisasi yang buruk. Kurangnya kepuasan kerja juga dapat menjadi pemicu utama stress kerja. RSUD Syamsudin SH, rumah sakit rujukan di Kota Sukabumi risiko tinggi terhadap stress kerja dapat terjadi. Jumlah kunjungan pasien yang terus meningkat tiap tahunnya dapat menyebabkan dampak serius, baik secara fisik, mental, maupun terhadap kinerja organisasi. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan tindakan untuk mengatasi stress kerja di lingkungan RSUD Syamsudin SH agar dapat meminimalkan dampak negatifnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stress kerja dan kepuasan kerja dengan tingkat ketidakhadiran. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel total sampling berjumlah 97 karyawan. Variabel bebasnya stress kerja dan kepuasan kerja dan variabel terikatnya ketidakhadiran. Analisa data menggunakan oneway anova.  Penelitian terhadap 97 karyawan menunjukkan sebagian besar mengalami tingkat stress kerja sedang (53.60%), kepuasan kerja sedang (42.30%) dan jumlah ketidakhadiran terbanyak mencapai 42 hari. Hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara stres kerja dan ketidakhadiran (p-value=0.000<0.05) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan ketidakhadiran (p-value=0.491>0.05). Stres kerja berhubungan dengan ketidakhadiran dan kepuasan kerja tidak berhubungan dengan ketidakhadiran.

References

Hoboubi Hoboubi N, Choobineh A, Kamari Ghanavati F, Keshavarzi S, Akbar Hosseini A. The Impact of Job Stress and Job Satisfaction on Workforce Productivity in an Iranian Petrochemical Industry. Saf Health Work. 2017; 8(1): 67.

Occupational health: Stress at the workplace. 2023

Thirulogasundaram VP, Sahu PC. Job Satisfaction and Absenteeism interface in Corporate Sector-A study. IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 2014;19.

Karasek RA. Job Demands, Job Decision Latitude, and Mental Strain: Implications for Job Redesign. Adm Sci Q. 1979 Jun;24(2):285.

The Choice Of Pharmacy Profession As A Career: Uae Experience | Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 2023

Mosadeghrad AM. Occupational stress and its consequences Implications for health policy and management. (cited 2023 Jan 22)

Heo YS, Leem JH, Park SG, Jung DY, Kim HC. Job stress as a risk factor for absences among manual workers: a 12-month follow-up study. Ind Health. 2015; 53(6): 542.

Ratih Dwi Yantinah, 2009. Analisa Kepuasan Kerja Karyawan Rumah Sakit Tugu Ibu Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok Juni 2009

Asmaningrum N. Hubungan antara Ketidakhadiran dan Kepuasan Kerja Perawat Paviliun di RSD Jombang. Jurnal Keperawatan Soedirman. 2014; 9(1): 63–72.

Bhatnagar K, Srivastava K. Job satisfaction in health-care organizations. Ind Psychiatry J. 2012; 21(1): 75.

Afif Januar Ginata, Ratna Dewi Indi Astuti, and Julia Hartati, “Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Stresor Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Unisba,” Jurnal Riset Kedokteran, pp. 25–30, Jul. 2023, doi: 10.29313/jrk.vi.1915.

Yuyun Saputri and Meta Maulida Damayanti, “Karakteristik Pasien dengan Nodul Tiroid di Rumah Sakit X Bandung,” Jurnal Riset Kedokteran, vol. 1, no. 2, pp. 71–79, Dec. 2021, doi: 10.29313/jrk.v1i2.438.

Published
2024-02-12