Manajemen Stockpile untuk Mencegah Terjadinya Self-Combustion di PLTU Banten 2 Labuan OMU
Abstract
Abstract. PLTU Banten 2 Labuan OMU is a power plant company with the main fuel source being coal with calories 4000-4900 Kcal/kg with a land area of 64.45 Ha. This PLTU has a capacity of 2x300 MW of electricity. Self-combustion occurs due to the reaction of the carbon content in coal with oxygen gas in the air. The problem that arises in the Banten 2 Labuan OMU PLTU stockpile is the frequent occurrence of self-burning due to the ineffective implementation of the FIFO (Frist In Frist Out) management system. The sampling technique for stockpile temperature data was carried out at 12 stockpile 1 points of LRC and 12 points of stockpile 2 MRC, observing three sides of the coal pile, namely the west, south and east sides. Where each side of the sample measurement is taken at a thickness of 1, 3, 5, and 7 meters and the 0 meter point is taken from the ground floor of the stockpile. To see the comparison of temperature to embankment time and embankment dimensions at each measurement point with a certain thickness. From all the research conducted, the stockpile had 2 stockpiles of coal, stockpile 1 LRC (Low Rank Calorie) with quality <4200 and stockpile 2 MRC (Medium Rank Calorie) with quality >4200. The height of the stockpile reaches 10.9 meters for stock 1 and 9.6 meters for stock 2, the slope angle of the stockpile is 55.6° for stock 1 and 52.5°. Stockpile 1 has a temperature rise of 3.4°C/day and stockpile 2 has a temperature rise of 3.2. The estimated self-combustion for stockpile 1 is 4 days, while for stockpile 2 it is 5 days, meaning that the coal quality affects self-combustion where stockpile 2 takes 1 day longer than stockpile 1
Abstrak. PLTU Banten 2 Labuan OMU merupakan suatu perusahaan pembangkit listrik dengan sumber bahan bakar utama batubara dengan kalori 4000-4900 Kcal/kg memiliki luas lahan 64,45 Ha. PLTU ini memiliki kapasitas listrik yang dihasilkan 2x300 MW Self-Combustion terjadi karena adanya reaksi kandungan karbon pada batubara dengan gas oksigen di udara. Permasalahan yang muncul pada stockpile PLTU Banten 2 Labuan OMU ini, sering terjadinya swabakar yang disebabkan karena kurang efektifnya penerapan sistem manajemen FIFO (Frist In Frist Out). Teknis pengambilan sempel data suhu timbunan ini dilakukan sebanyak 12 titik stockpile 1 LRC dan 12 titik stockpile 2 MRC, pengamatan pada tiga sisi timbunan batubara yaitu sisi barat, selatan dan timur. Di mana setiap sisi pengukuran sampel diambil pada ketebalan 1, 3, 5, dan 7 meter dan titik 0 meter pengukuran dilakukan dari lantai dasar stockpile. Untuk melihat perbandingan suhu terhadap lama timbunan dan dimensi timbunan pada setiap titik pengukuran dengan ketebalan tertentu. Dari seluruh penelitian yang dilakukan kondisi stockpile memiliki 2 timbunan batubara, stockpile 1 LRC (Low Rank Calorie) dengan kualitas <4200 dan stockpile 2 MRC (Medium Rank Calorie) dengan kualitas >4200. Ketinggian timbunan mencapai 10,9 meter untuk stock 1 dan 9,6 meter untuk stock 2, sudut kemiringan timbunan 55,6° untuk Stock 1 dan 52,5°. Untuk stockpile 1 memiliki kenaikan suhu yaitu 3,4°C/Hari dan untuk stockpile 2 memiliki kenaikan suhu yaitu 3,2. Estimasi swabakar untuk stockpile 1 adalah 4 hari, sedangkan untuk Stockpile 2 adalah 5 hari, artinya kualitas batubara mempengaruhi Self-Combustion yang mana Stockpile 2 lebih lama 1 hari dari Stockpile 1
References
[2] Alif Vito Palox, Rijal Abdullah & Yoszi Mingsi Anaperta, 2017. “Kajian Teknis Penimbunan Batubara Pada ROM Stockpile Untuk Mencegah Terjadinya Swabakar Di PT. Prima Dito Nusantara, Job Site KBB, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.” Jurnal Bina Tambang 3(3).
[3] Aliyusra JolO, 2017. “Manajemen Stockpile Untuk Mencegah Terjadinya Swabakar Batubara di PT.PLN (PERSERO) Tidore.” Jurnal Teknik Dintek 10(2): 6–14.
[4] Lakon Utamakno, Arminotoh A, Cipto Dwi Prasetyo, and Jondriawan, 2017. “Kajian Teknis Sistem Penimbunan Batubara pada Intermediate Stockpile di PT. Indonesia Pratama Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Sebagai Langkah dalam Konservasi Energi I.” Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri.
[5] Mirza Nurul Filah, Eddy Ibrahim, and Yunita Bayu Ningsih, 2016. “Analisis Terjadinya Swabakar dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Batubara pada Area Timbunan 100/200 pada Stockpile Kelok S di PT.Kuangsang Inti Makmur.” Jurnal Pertambangan.
[6] Muhammad Rizal Apriyadi, Syahrudin, and Budhi Purwoko, 2019. “Kajian Teknis Manajemen Penimbunan Batubara di ROM Stockpile PT. Ganda Alam Makmur Kecamatan Kaubun dan Karangan Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur.” JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang 6(1).
[7] Redha Fathoni, Solihin, and Yunus Ashari, 2016. “Manajemen Penimbunan Batubara Pada Lokasi Rom Stockpile PT. Titan Wijaya, Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Ulok Kupai, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.” Prosiding Teknik Pertambangan.
[8] S Syahrul, dkk,2014 "Efektifitas Penggunaan Cara Pemadatan Untuk Mencegah Terjadinya Swabakar Pada Temporary Stockpile Pit 1 b di PT.Bukit Asam (Persero)Tbk.Tanjung Enim"Universitas Sriwijaya,Palembang