PENEGAKAN HUKUM PIDANA DI BIDANG HAK CIPTA DALAM BENTUK ILLEGAL ACCESS DALAM APLIKASI SPOTIFY BERDASARKAN PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK

Abstract

Spotify is one of the applications that can be installed on computers and smartphones and accessed online. Spotify, as an intellectual work, is regulated by Law Number 28 of 2014 concerning Copyright and Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions, as Spotify is an intellectual work composed of a collection of electronic information and/or electronic documents and is accessed through internet access. However, as technology advances, there are increasing instances of technology exploitation in Indonesia, related to Intellectual Property Rights, such as the emergence of unauthorized parties attempting to gain illegal access to the Spotify application. Spotify itself has reported violations within its service, where users utilize third-party applications to obtain premium services for free. In some cases, Spotify has threatened to block users who commit such violations.

This research is conducted to examine the enforcement of illegal access crimes in the online-based Spotify application and the criminal legal protection provided by Law Number 28 of 2014 concerning Copyright and Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions to victims of illegal access crimes in the online-based Spotify application, using a normative juridical method.

Based on the results of this research, it is found that the legal enforcement against illegal access crimes in Indonesia is regulated by the provisions of Law Number 28 of 2014 concerning Copyright and Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions. Illegal access is defined as unauthorized access to someone else's computer system, utilized for personal interests. One of the acts classified as illegal access crime is modifying the computer system owned by Spotify with the intention of accessing Spotify premium features without subscribing to the offered package by Spotify. Additionally, perpetrators of illegal access violate the exclusive rights held by the copyright holders of the Spotify application. Therefore, based on the provisions of Article 46 of Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions and Article 117 paragraph (1) of Law Number 28 of 2014 concerning Copyright, anyone who commits illegal access crimes may be subject to imprisonment or fines. Legal protection for the copyright of the Spotify application can be done preventively by involving the economic rights of the copyright holders and preventing the modification of the application for personal gain. Furthermore, repressive legal protection is provided after a copyright violation occurs and aims to resolve disputes.

Program aplikasi Spotify merupakan salah satu program aplikasi yang dapat dipasangkan dalam komputer maupun smartphone dan diakses secara online. Spotify sebagai karya intelektual diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, karena Spotify merupakan karya intelektual yang disusun dari kumpulan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan Spotify merupakan karya intelektual yang diakses melalui akses internet. Namun semakin berkembang terknologi, semakin banyak juga perbuatan-perbuatan pemanfaatan teknologi di Indonesia, dikaitkan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual, seperti contohnya muncul pihak-pihak diluar pihak resmi yang berusaha masuk atau melakukan akses secara ilegal di Aplikasi Spotify. Spotify sendiri telah melaporkan adanya pelanggaran dalam layanannya, di mana pengguna menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan layanan premium secara gratis. Dalam beberapa kasus, Spotify mengancam akan memblokir pengguna yang melakukan pelanggaran tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penegakan tindak pidana illegal access pada aplikasi Spotify berbasis daring dan perlindungan hukum pidana yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Korban tindak pidana illegal access pada aplikasi Spotify berbasis daring. Dengan menggunakan metode yuridis normatif.

Berdasarkan hasil pernelitian ini, diperoleh penegakan hukum terhadap tindak pidana illegal access di Indonesia diatur dalam ketentuan Undang Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Illegal access diartikan pembobolan sistem komputer orang lain tanpa izin atau otoritas dari pemiliknya yang difungsikan untuk kepentingan pribadi, salah satu perbuatan yang termasuk ke dalam tindak pidana illegal access adalah melakukan modifikasi terhadap sistem komputer yang dimiliki oleh Spotify dengan tunjuan untuk dapat mengakses fitur Spotify premium tanpa berlangganan paket seperti yang telah ditawarkan oleh pihak Spotify. Selain itu, pelaku illegal access melanggara hak ekslusif yang dimiliki oleh pemegang hak cipta aplikasi Spotify. Maka, berdasarkan ketentuan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 117 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana illegal access dapat dikenakan sanksi pidana penjara atau denda. Perlindungan hukum terhadap hak cipta aplikasi Spotify dapat dilakukan secara preventif dengan melibatkan hak ekonomi pemegang hak cipta dan mencegah pemodifikasian aplikasi untuk keuntungan pribadi. Selain itu, perlindungan hukum represif diberikan setelah terjadinya pelanggaran hak cipta dan bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.