Analisis Beban Kerja Mental Operator pada Bagian Pengantongan Semen dengan Metode National Aeronautics And Space Administration Task Load Index (NASA-TLX)
Abstract
Abstract. Production activities certainly can’t be separated from various resources. One of the resources that plays an important role is workers. In order to work optimally, workers need attention. One of the concerns that companies can give is to pay attention to the workload. Based on interviews with 10 workers in the packing section, including 6 workers in three rotary inline packer machines, 2 workers in chute, and 2 workers in loading channels. Some of the symptoms experienced by workers such as feeling lethargic, often sleepy, dizzy, not concentrating, losing passion to work, experiencing fever, dizziness and heart rate. Based on the symptoms of fatigue experienced by workers, it can be indicated that operators experience some complaints that are felt mentally, so there is a formulation of the problem in this study, namely "How to classify the level of mental workload of operators in the packing section at PT.ISemenIJawaISCG?"The data collection and processing technique used is the NASA-TLX method, to determine the level of operator workload and design the number of operators. The results obtained that there are cement bagging operators in shift 1 and shift 2 on average obtain a mental workload value exceeding 80 which means it is in the very high category.
Abstrak. Kegiatan produksi tentunya tidak lepas dari berbagai sumber daya. Salah satu sumber daya yang berperan penting adalah pekerja. Agar dapat bekerja dengan maksimal, pekerja memerlukan perhatian. Salah satu perhatian yang bisa diberikan perusahaan adalah dengan memperhatikan beban kerja. Berdasarkan kegiatan wawancara kepada 10 orang pekerja di packing section, diantaranya 6 orang pekerja di tiga mesin rotary inline packer, 2 orang pekerja di chute, dan 2 orang pekerja di loading channel. Beberapa gejala yang dialami pekerja seperti perasaan lesu, sering mengantuk, pusing, tidak konsentrasi, kehilangan gairah untuk bekerja, mengalami demam, pusing dan heart rate. Berdasarkan gejala kelelahan yang dialami pekerja, dapat diindikasikan bahwa operator mengalami beberapa keluhan yang dirasakan secara mental, sehingga terdapat perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana klasifikasi tingkat beban kerja mental operator pada packing section di PT.ISemenIJawaISCG?” Adapun teknik pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan yaitu metode NASA-TLX, guna mengetahui tingkat beban kerja operator dan merancang jumlah operator. Hasil yang diperoleh, bahwa terdapat operator pengantongan semen di shift 1 dan shift 2 rata-rata memperoleh nilai beban kerja mental melebihi 80 yang artinya masuk dalam kategori tinggi sekali.
References
Achiraeniwati, Eri dan Rejeki, Yanti Sri, 2010. Perbaikan Fasilitas Kerja dengan Pendekatan Ergonomi (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Sepatu Cibaduyut: CV GERUND). Bandung: Prosiding SnaPP 2010 Edisi Eksasta. ISSN: 2089-3582, hal. 90-91.
Astianto, A dan Suprihhadi, H, 2014. Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen , 3(7).
Deyulmar, Suroto, dan Wahyuni, I, 2018. Analisis Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Keleahan Pekerja pada Pekerja Pembuat Kerupuk Opak di Desa Ngadikerso, Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4).
Hart dan Staveland, 1998. Development of NASA-TLX (Task Load Index Result of Empirical and Theoretical Research. Human Mental Workload, hal. 139-183.
Hoonaker, Carayon, Gurses, Brown, McGuire, Khunlerkit dan Walker, 2011. Measuring Workload Of ICU Nurses With Questionnaire Survey: The NASA Task Load Index (TLX). NIH Public Access, 1(2), hal. 131-143.
Iridiastadi, Y., 2016. Ergonomi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kusnandar, Endang, 2008. Pengukuran Analisa Waktu Produktif danWaktu Tidak Produktif Group Leader Produksi Dengan Metode Work Sampling pada Perusahaan Kontraktor Pertambangan. Depok: Fakultas Teknik Univrsitas Indonesia.
Salman, Fauzi, 2017. Analisis Beban Kerja Mental Menggunakan Metode NASA-TLX untuk Mengevaluasi Beban Kerja Operator pada Lantai Produksi PT.PP Londonsumatera Indonesia Tbk.Turangie Palm Oil Mill Kabupaten Langkat: Universitas Medan Area.
Simanjuntak, R.A, 2010. Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda Nasa-Task Load Index. Jurnal Teknologi Technoscientia, 3(1), hal. 78-86.
Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, dan Jann H. Tjakraatmadja, 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja.Edisi Kedua. Bandung: ITB.
Syukron, Amin dan Kholil, 2014. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarwaka, Solichul, Sudiajeng, 2004. Ergonomi, Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
Widayana, dan Wiratmaja, 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widyanti, Johnson, dan Waard, 2010. Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching Task dengan metode Rtaing Scale Mental Effort (RSME): Semarang, Universitas Diponegeoro. 5(1).
N. P. L. Sari and E. Achiraeniwati, “Perancangan Kebutuhan Jumlah Operator Berdasarkan Pengukuran Beban Kerja pada Bagian Produksi Dus Kemasan,” Jurnal Riset Teknik Industri, pp. 9–16, Jul. 2022, doi: 10.29313/jrti.v2i1.642.
Shifa Salimatusadiah, N. R. As’ad, and P. Renosori, “Perancangan Fasilitas Kerja pada Operator Pemasangan Accesories di CV. X untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs),” Jurnal Riset Teknik Industri, vol. 1, no. 1, pp. 28–35, Jul. 2021, doi: 10.29313/jrti.v1i1.93