Efisiensi Penggunaan Air Bersih pada Proses Beam House Penyamanan Kulit dengan Reuse Air Limbah sebagai Penerapan Green Manufacturing di PT. Elco Indonesia Sejahtera
Abstract
Abstract. PT. Elco Indonesia Sejahtera is a tannery company that produces leather products from sheep, goat, and cow hides for garments, gloves, and handicrafts. Water is critical in their production processes, particularly in the Beam house and Tanning stages, where large quantities of water are required. This high consumption not only raises operational costs but also generates significant volumes of wastewater, which must be properly managed to avoid environmental harm. This research aims to design a water reuse process that is safe for production and can reduce the amount of liquid waste discharged into the environment. The study focuses on applying Green manufacturing principles to optimize water use in production. It proposes a Wetland system for wastewater treatment and reuse in the Beam house process. The research also includes an analysis of water use efficiency based on the proposed design and a financial feasibility study for implementing the reuse process. The findings reveal that the Wetland system improves water use efficiency, achieving a 39% efficiency increase in the liming process and a 55% increase in the pickle process. Additionally, the financial analysis shows a Benefit cost ratio of 1.98, indicating that the investment in the reuse system is economically viable. In conclusion, this study successfully demonstrates that a Wetland-based water reuse system not only enhances the efficiency of water use in the tannery industry but also provides significant financial be efits, promoting a more sustainable and cost-effective operation
Abstrak. PT. Elco Indonesia Sejahtera merupakan industri penyamakan kulit dengan produk kulit (kulit domba, kambing dan sapi) untuk bahan garments, gloves dan barang kerajinan. Dalam industri ini sumber daya air memiliki peranan penting, karena setiap proses produksi penyamakan kulit membutuhkan air dengan kuantitas sangat besar terutama pada proses Beam House dan Tanning. Konsumsi air yang tinggi tidak hanya meningkatkan biaya operasional, tetapi juga menghasilkan limbah dengan volume besar dan diperlukan pengelolaan tepat untuk mencegah dampak buruk pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan merancang proses reuse air yang aman digunakan dalam produksi serta dapat mengurangi limbah cair yang dibuang ke sungai. Fokus utama penelitian ini adalah menilai penerapan konsep Green Manufacturing terhadap penggunaan air dalam proses produksi dan merancang sistem reuse air limbah menggunakan sistem Wetland untuk menghemat penggunaan air bersih pada proses Beam House. Selain itu, penelitian ini juga mencakup analisis efisiensi penggunaan air bersih berdasarkan usulan rancangan dan studi kelayakan investasi secara finansial untuk implementasi proses reuse tersebut. Dengan demikian, penelitian ini berupaya mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional melalui penerapan industri berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan penerapan Green Manufacturing dalam penggunaan air pada proses produksi melalui penerapan media reuse. Perancangan menggunakan sistem Wetland menghasilkan efisiensi 39% untuk proses liming dan 55% untuk proses pickle. Selain itu, hasil analisis kelayakan investasi menunjukkan nilai Benefit Cost Ratio sebesar 1,98, yang menunjukan bahwa pembangunan media reuse layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa penggunaan media reuse air tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan air tetapi juga memberikan manfaat finansial yang positif.
References
[1] Amaranti, R., Irianto, D., & Govindaraju, R. (2017). Green Manufacturing : Kajian Literatur. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 171-181.
[2] Aviasti, Rukmana, A. N., Supena, A. N., & Amaranti, R. (2022). Analisis Keterkaitan Antara Green Design, Green Process, Green Dynamic Capabilities, Dan Absorptive Capacity Pada Perusahaan Manufaktur. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 17, No. 2.
[3] Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. (2016). Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau. Jakarta: Kementrian Perindustrian.
[4] Handoko, F. (2020). Green Industrial System (Pendekatan baru dalam meningkatkan daya saing). Surabaya: Muara Karya Press.
[5] Jannah, B., Ridwan, A. Y., & El Hadi, R. M. (2018). Perancangan Model Pengukuran Kinerja Sistem Green Manufacturing. Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri, Volume 05 Nomor 02.
[6] Kasmir, & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis Ed. 8. Jakarta: Kencana.
[7] Mulyani, U., Yusmini., & Edwina, S. (2016). Analisis Kelayakan Finansial Usaha Agroindustri Tahu (Studi Kasus Agroindustri Tahu Bapak Warijan di Desa Rambah Muda Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal Of Management Faperta, 3 (1), 1-11.
[8] Prasetya, H. F., & Sugiyarto (2017). Analisis Teknis dan Finansial Proyek Pembangunan Apartemen U-Residence 3 Karawaci Tangerang Selatan, Vol. 5 No. 3.
[9] Riani, M., Mahreda, E., & Mustika, R. (2013). Analisis Usaha Pengolahan Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Asin Kering Di Desa Muara Kintap Kecamatan Kinta Kabupaten tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Fish Science, 3(5), 41-52.
[10] Rizal, R. (2018). Manufaktur Berkelanjutan Manufaktur Hijau. Jakarta: Lembaga Peneliti dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (LPPM UPNVJ).
[11] Rukmana, A., Amaranti, R., Aviasti, Muhammad, C., Faturohman, D., & Ramdani, A. (2022). Efisiensi Penggunaan Air Bersih pada Penyamakan Kulit. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya, 8(2), 119-126.
[12] Setiyono, & Yudo, S. (2014). Daur Ulang Air Limbah Industri Penyamakan Kulit. Jakarta Pusat: BPPT Press.
[13] Soekartawi. (1995). Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.
[14] Soesanto, H., & Dermawan, H. (2024). Analisis Perbandingan Kelayakan Investasi Properti Apartemen dan House Landed Jakarta Garden City. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 22(2), 163-170.
[15] Sutyasmi, S. (2014). Pemanfaatan kembali air limbah terolah dengan sistem wetland untuk pembuatan kulit glace. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik,, 30(1), 15-22.
[16] Vymazal, J. (2009). The use constructed wetlands with horizontal subsurface flow for various types of waste water. Ecological Engineering, 35, 1-17.
[17] Wang, X., & Chan, H. (2013). A Hierarchical Fuzzy TOPSIS Approach To Assess Improvement Areas When Implementing Green Supply Chain Initiatives. International Journal Of Production Research, 51(10), 3117-3130.
[18] Zhou, M., Pan, Y., Chen, Z., & Yang, W. (2013). Optimizing green production strategies: An integrated approach. Computers & Industrial Engineering, 65(3), 517-528.