Redusi Breakdown Mesin Sealing CC Menggunakan Penerapan Autonomous Maintenance di PT. Lucas Djaja

  • Zhafira Tiara Anjali Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
  • Endang Prasetyaningsih Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
  • Luthfi Nurwandi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
Keywords: Autonomous Maintenance (AM), Perawatan (Maintenance), Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Abstract

Abstract. PT Lucas Djaja is a pharmaceutical company producing various drugs, including tablet capsules (caplets). The caplet production process often encounters obstacles, mainly due to breakdowns of the CC Sealing machine in June 2022. This machine seals the outer packaging, gluing paper to the medicine packaged in aluminum foil. The breakdowns, identified using 5 of the 7 steps in Autonomous Maintenance, resulted in rework and a machine effectiveness value of 77,11% with 18.75 hours of downtime. Most breakdowns were due to the operator's lack of understanding of the machine. Therefore, maintenance was redesigned to involve the operator using Autonomous Maintenance, increasing vigilance and awareness to minimize damage risk. Based on the results of the simulations that have been carried out, the Autonomous Maintenance implementation scenario is selected which has a machine effectiveness value (OEE) of 77,98% with a breakdown of 12,14 hours so that the company can reduce breakdowns for 6,61 hours.

Abstrak. PT. Lucas Djaja merupakan perusahaan farmasi yang memproduksi berbagai jenis obat salah satunya yaitu, kapsul tablet (kaplet). Selama ini, proses produksi kaplet di PT. Lucas Djaja sering terdapat hambatan. Hambatan tersebut disebabkan oleh tujuh kali breakdown yang terjadi pada mesin Sealing CC selama bulan Juni 2022. Mesin Sealing CC berfungsi untuk melakukan proses penyegelan (sealing) catch cover yaitu merekatkan kemasan luar berupa kertas dengan obat yang telah dikemas menggunakan alumnium foil. Breakdown tersebut membuat hasil penyegelan tidak sesuai standar perusahaan sehingga harus dilakukan rework. Breakdown tersebut diidentifikasi menggunakan 5 dari 7 langkah pada Autonomous Maintenance. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa nilai efektivitas mesin untuk kondisi saat ini sebesar 77,11% dengan breakdown selama 18,75 jam. Sebagian besar breakdown yang terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman operator terhadap mesin SealingCC. Oleh karena itu, dirancang perawatan mesin dengan melibatkan tanggung jawab kepada operator mesin Sealing CC menggunakan penerapan Autonomous Maintenance. Keterlibatan tanggung jawab operator akan membuat operator lebih waspada dan sadar akan perawatan yang harus dilakukan agar resiko kerusakan dapat diminimasi. Perancangan perawatan dilakukan dengan membuat skenario penerapan Autonomous Maintenance berdasarkan nilai dan indikator pada Overall Equipment Effectiveness (OEE). Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, terpilihlah skenario penerapan Autonomous Maintenance yang memiliki nilai efektivitas mesin (OEE) sebesar 77,98% dengan breakdown selama 12,14 jam sehingga perusahaan dapat mereduksi breakdown selama 6,61 jam.

References

Daftar Pustaka
[1] Gotoh, F., dan Tajiri, M. (1999). Autonomous Maintenance In Seven Step (Implementation TPM on The Shopfloor). Boca Raton: Taylor & Francis Group.
[2] Nakajima, S. (1988). Introduction to Total Productive Maintenance (TPM). Cambridge: Productivity Press.
[3] Willmott, P., dan McCarthy, D. (2001). Total Productive Maintenance A Route To World Class Performance. London: Butterworth-Heinemann
Published
2024-08-10