Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Pengemasan
Abstract
Abstract. UMKM Rayhan Snack is a home industry that operates in the food industry. Manual handling work with an average production volume of 150-200 kg for 8 working hours. There are problems experienced by operators who complain of pain in several parts of the body, namely the neck, shoulders, upper back, elbows, lower back, hand support, buttocks/thighs, knees and soreness in the ankles. Therefore, the aim of this research is to design work facilities using anthropometric methods in order to minimize work risks experienced by packaging work station operators. The method used to measure work risk is the Ovako Working Analysis System and to find out operator complaints using the Nordic Body Map questionnaire. Through the questionnaire, it is possible to determine complaints of pain experienced by operators in the neck, shoulders, upper back and lower back with the assessment of the greatest pain and the results of measuring the risk of packaging adhesion being at an extreme detrimental level, which means immediate improvement is possible. Recommendations for designing work facilities are that the packaging table functions as a place for storing chips, weighing chips, gluing chip packaging, and storing packaging results. Trolley for storing packaging products and chairs for operators to work in a sitting position. The results of the simulation carried out after designing the packaging table showed a decrease in the risk level, when the operator carried out the activity of packaging tempeh chips the risk level was at the normal posture level, which means that corrective action was not needed.
Abstrak. UMKM Rayhan Snack merupakan suatu home industri yang bergerak pada bidang industri pangan. Pekerjaan manual handling dengan jumlah produksi rata-rata 150-200 kg selama 8 jam kerja. Permasalahan target tidak tercapai, sehingga perusahaan menerapkan lembur/hari 3 jam. Aturan tersebut menyebabkan tingkat ketidakhadiran pekerja pada stasiun kerja pengemasan rata-rata 3 hari dalam satu minggu. Hal ini disebabkan cara kerja manual dan ketersediaan fasilitas kerja yang tidak memenuhi syarat ergonomis. Ketinggian kursi 20 cm menyebabkan operator yang mengeluhkan sakit pada beberapa bagian tubuh yaitu leher, bahu, punggung atas, siku, punggung bawah, pergelangan tangan, bokong/paha, lutut dan merasa pegal pada pergelangan kaki. Tujuan penelitian merancang fasilitas kerja yang ergonomis. Metode yang digunakan untuk mengetahui keluhan operator menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NMB) dan mengukur risiko kerja adalah Ovako Working posture analysing system (OWAS). Hasil NBM didapatkan keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada leher, punggung atas dan punggung bawah dengan penilaian rasa sakit 7-8 mulai dari 12 bulan terakhir. Hasil pengukuran risiko perekatan kemasan berada pada level 4 (extreme harmful) artinya perbaikan diperlukan secepat mungkin. Rekomendasi perancangan fasilitas kerja yaitu meja pengemasan berfungsi untuk bagian tempat menyimpan keripik, menimbang keripik, perekatan kemasan keripik, dan penyimpanan hasil pengemasan. Troli untuk penyimpanan hasil pengemasan dan kursi untuk operator agar bekerja dengan posisi duduk. Hasil simulasi yang dilakukan setelah dilakukan perancangan meja pengemasan menunjukkan penurunan level risiko, ketika operator melakukan kegiatan pengemasan keripik tempe level risiko pada level normal posture yang artinya tindakan perbaikan tidak diperlukan.
References
[2] Dahlius, A. dan Ibrahim M., 2016. Pengaruh fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Riau Kepri Cabang Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. JOM FISIP, 3(2), 1-13.
[3] Widiastuti, M., 2005. Penanganan nyeri kepala tegang primer diucapkan pada upacara penerimaan. [pdf]. Tersedia pada:
[4] Widanarko, B., Kusmasari, W., Yassierli, Y., dan Iridiastadi, H., 2016. Instrumen Survei Gangguan Otot-Rangka. Persatuan Ergonomi Indonesia, 1–6. [pdf]. Tersedia pada:
[5] Lee, T. H., dan Han, C. S., 2013. Analysis of working postures at a construction site using the OWAS method. International Journal of Occupational Safety and Ergonomics, [e-journal] 19(2), 245-250. Tersedia pada:
[6] Iridiastadi, H., dan Yassierli. 2014. Ergonomi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[7] Yamane, Taro. (1967). Teknik pengambilan sampel. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.