Penerapan Nilai-Nilai Keislaman dalam Upacara Adat Pernikahan Sunda

  • Febi Syaepul Fikri Fakultas Dakwah, Universitas Islam Bandung
Keywords: Tradisi Bantaian, Adat Bantaian, Pesan Moral Bantaian

Abstract

Abstract. Not many people know about this tradition of the Bantaian procession because this tradition only exists in a few areas, therefore the author wants to know more deeply and intends to raise this tradition to the general public that Sundanese culture is rich in traditions. In addition, the author wants to know the philosophical values contained in the tradition of the Bantaian procession which took place in Sumedang and in Bandung in order to know the views of Islamic law on the tradition of the Bantaian procession. This research is categorized as a field research (field research), and is a type of ethnographic research, this research is analytic and is a continuation of descriptive research that aims not only to describe certain characteristics. But also analyze and explain why or how it happened, as for the approach used in this study using an anthropological approach. The criteria for the data obtained are primary and secondary data. Data collection techniques used are in-depth interviews, observation, and literature study. The results of this study found that with the tradition of the Bantaian procession in Sumedang and Bandung as a whole it contains advice that when there is a problem in marriage, it must be solved together, the wisdom and advice contained in the tradition of the Bantaian procession have meaning. so that the bride and groom can live in a prosperous household, love each other, understand each other, respect and take care of each other or in Sundanese terms silih sharpening, silih asih, silih asuh.

Keywords: Bantaian Tradition, Bantaian Custom, Bantaian Moral Message.

Abstrak. Tradisi prosesi Bantaian ini tidak banyak orang mengetahuinya karena tradisi ini hanya ada di beberapa wilayah saja, oleh karenanya penulis ingin mengetahui lebih dalam dan bermaksud untuk mengangkat tradisi ini ke khalayak umum bahwa budaya Sunda kaya akan tradisi. Selain itu penulis ingin mengetahui nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi prosesi Bantaian yang berlangsung di Sumedang dan di Bandung guna mengetahui pandangan hukum Islam terhadap tradisi prosesi Bantaian. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field reserch), dan merupakan jenis penelitian etnografi, penelitian ini bersifat analiktik merupakan kelanjutan dari penelitian deskriptif yang bertujuan bukan hanya sekedar memaparkan karakteristik tertentu. Tetapi juga menganalisa dan menjelaskan mengapa atau bagaimana hal itu terjadi, adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis. Kriteria data yang didapatkan berupa dta primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil dari Penelitian ini ditemukan bahwa dengan adanya tradisi prosesi Bantaian di Sumedang dan Bandung secara keseluruhan berisi tentang nasihat bahwa ketika ada permasalahan dalam berumah tangga maka harus dipecahkan secara bersama-sama, hikmah dan petuah-petuah yang terdapat dalam tradisi prosesi Bantaian tersebut yang memiliki makna agar pasangan pengantin dapat hidup berumah tangga secara sejahtera, saling mengasihi, saling memahami, menghargai dan menjaga satu sama lain ata dalam istilah Sunda silih asah, silih asih, silih asuh.

Kata Kunci: Tradisi Bantaian, Adat Bantaian, Pesan Moral Bantaian.

Published
2021-12-07