Komunikasi Orangtua Dengan Anak dalam Penanaman Nilai-Nilai Akhlak

(Studi Kasus di Dusun Parmasari Pamanukan Subang)

  • Kamaluddin Hidayat Universitas Islam Bandung
  • Nia Kurniati Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah
Keywords: Komunikasi Orantua dengan Anak, Indikator Komunikasi Keluarga, Akhlak

Abstract

Abstract. The purpose of this research are to find out how the 5 indicators of family communication according to Rae Sedwig, namely: words, facial expressions, voice intonation, exemplary and openness carried out by entrepreneurial parents with teenage children in Parmasari Pamanukan Subang Hamlet. The type of this research is qualitative. The method of this research is a case study. This data collection technique are interview, observation and documentation. This data analysis technique are collecting, reducing, presenting and drawing conclusions and verification. The results of this study are that there are still parents who use swear words and use harsh Sundanese language, there are still parents who use angry facial expressions, there are still parents who use high voice intonation, there are still parents who do not provide good role models such as both parents fighting. in front of their children and not giving a role model with greetings when passing by neighbors and there are still parents who do not have closeness with children, so children are reluctant to pour out their hearts to their parents when they have problems.

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana 5 indikator komunikasi keluarga menurut Rae Sedwig, yaitu: kata-kata, ekspresi wajah, intonasi suara, keteladanan dan keterbukaan yang dilakukan oleh orangtua wiraswasta dengan anak remaja di Dusun Parmasari Pamanukan Subang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Teknik analisis datanya, yaitu: pengumpulan, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian ini bahwa masih ada orangtua yang menggunakan kata-kata umpatan dan menggunakan bahasa sunda kasar, masih ada orangtua yang menggunakan ekspresi wajah  marah, masih ada orangtua yang menggunakan intonasi suara yang tinggi, masih ada orangtua yang tidak memberikan teladan baik seperti kedua orangtua berkelahi dihadapan anaknya dan tidak memberikan teladan dengan ucapan salam ketika berpapasan dengan tetangga dan masih ada orangtua yang tidak memiliki kedekatan dengan anak, sehingga anak sungkan untuk mencurahkan isi hati kepada orangtuanya ketika memiliki permasalahan.

Published
2022-08-07