Analisis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Miskin Kota Bandung

  • Fatimah Zahrah Santoso Ilmu Ekonomi, Universitas Islam Bandung
  • Meydi Haviz Ilmu Ekonomi, Universitas Islam Bandung
Keywords: Pengeluaran, Konsumsi, Masyarakat Miskin

Abstract

Abstract. Poverty is seen as the inability of the economic side to meet the basic needs of food is measured from the expenditure side. So the poor population which has average expenditure per capita per month below the poverty line. The city of Bandung as the capital City of west Java, it still has a population of poor scattered 121 point in each region rundown of various villages. Community spread in some slums are low-income communities. One of them in Kecamatan Kiaracondong precisely in the Village of Babakan Surabaya. Regarded as a poor and slum as seen from the employment status, education, and lifestyle, as well as the status of the settlements that are less worthy. Based on the results of the study, obtained results that the pattern of consumption expenditure of the poor is greater in the expenditure for food, especially food.

Abstrak. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk    memenuhi kebutuhan dasar makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa barat ternyata masih memiliki penduduk miskin yang tersebar di 121 titik disetiap wilayah kumuh dari berbagai kelurahan. Masyarakat yang tersebar dibeberapa kawasan kumuh tersebut adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satunya di Kecamatan Kiaracondong tepatnya di Kelurahan Babakan Surabaya. Dikatakan sebagai pusat penduduk miskin dan wilayah kumuh karena dilihat dari status pekerjaan, pendidikan, dan gaya hidup, serta status pemukiman yang kurang layak. Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat miskin lebih besar pada pengeluaran pangan khususnya makanan.

Published
2021-12-07