Komunikasi Ritual Dalam Upacara Adat Sunda

  • Naufal Ashil Rizqulloh Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung
  • Maman Suherman Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung
Keywords: Komunikasi Ritual, Etnografi Komunikasi, Mapag Panganten

Abstract

Abstract. Mapag Panganten, which comes from the words “Mapag” meaning welcome or pick up, and “Panganten” meaning bride, is one of the traditional Sundanese wedding processions that is rich in cultural values and symbolism. This procession reflects the sacredness of the wedding moment. However, the times have eroded the authenticity and meaning in this sequence, reducing the sacredness that should be present in the union of two individuals in holy vows. This study aims to observe the implementation of Mapag Panganten in Padepokan Kalangkamuning, which is known to maintain its authenticity. The research used a qualitative method with Dell Hymes' communication ethnography approach, which involves indicators of communicative situations, communicative events, and communicative actions, and was supported by George Herbert Mead's symbolic interaction theory. The results show that Mapag Panganten contains ritual communication functions that are realized through verbal and nonverbal communication. This finding underscores the importance of community understanding of cultural values and meanings in traditional ceremonies, so that they are not only seen as entertainment, but also as a meaningful cultural heritage.

Keywords: Mapag Panganten, Ritual Communication, Communication Ethnography, Padepokan Kalangkamuning.

 

Abstrak. Mapag Panganten, yang berasal dari kata "Mapag" berarti menyambut atau menjemput, dan "Panganten" berarti pengantin, merupakan salah satu prosesi adat pernikahan Sunda yang kaya akan nilai budaya dan simbolisme. Prosesi ini mencerminkan kesakralan momen pernikahan. Namun, perkembangan zaman telah menggerus keaslian dan makna dalam rangkaian ini, mengurangi kesakralan yang seharusnya hadir dalam penyatuan dua individu dalam janji suci. Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi pelaksanaan Mapag Panganten di Padepokan Kalangkamuning, yang dikenal mempertahankan keasliannya. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi dari Dell Hymes, yang melibatkan indikator situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif, serta didukung oleh teori interaksi simbolik George Herbert Mead. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mapag Panganten memuat fungsi komunikasi ritual yang diwujudkan melalui komunikasi verbal dan nonverbal. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman masyarakat terhadap nilai dan makna budaya dalam upacara adat, sehingga tidak hanya dipandang sebagai hiburan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang penuh makna.

Kata Kunci : Mapag Panganten, Komunikasi Ritual, Etnografi Komunikasi, Padepokan Kalangkamuning.

References

Alo Liliweri, 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Devito. (1995). The Interpersonal Communication Book, (7 ed.). The Interpersonal Communication Book,.

Effendy. (2006). Ilmu komunikasi: Teori dan prakte. Remaja Rosdakarya.

Ibrahim. (1994). Penelitian Etnografi Komunikasi. Usaha Nasional

Kuswarno. (2008). Etnografi Komunikasi. Widya Padjajaran.

Mulyana, Deddy, 2006. Metode Penelitian Komunikasi. Contoh-Contoh Penelitian

Rothenbuhler, Eric W. 1998. Ritual Communication: From Everyday Conversation to Mediated Ceremony. Thousand Oaks. SAGE Publications.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Stainback, S. (1988). Understanding and conducting qualitative research. Cleaning House.

Windahl, S., & McQuail, D. (1993). Communication models for the study of mass communications. Longman.

Published
2025-02-03